Sumber air memang menjadi sebuah kebutuhan pokok setiap manusia. Namun di sisi lain, mereka masih awam atau asing dengan fenomena keaslian mata air yang keluar menurut ajaran Rosulullah. Sehingga, perlu banyak pemahaman terkait sumur dalam pandangan Islam.
Sumur Menurut Pandangan Islam
Jika dilihat dari logika materialistik, biasanya sesuatu yang telah diambil atau dikeluarkan jumlahnya akan berkurang. Namun tidak untuk sumur yang biasa Anda temui di beberapa tempat, baik dalam rumah, luar, sawah dan lain – lain.
Semakin airnya diambil, maka akan bersih dan bertambah seiring berjalannya waktu. Hal ini dicontohkan dari sumur zam – zam yang meski telah berumur ribuan tahun, isinya tidak dapat habis malah semakin banyak, apalagi hingga diekspor ke beberapa mancanegara.
Fenomena ini sudah sesuai dengan ajaran Islam. Diibaratkan “harta” tidak akan pernah habis bila dibuat untuk infaq, zakat dan juga sedekah dan justru semakin bertambah. Apalagi Allah SWT telah menjanjikan umatnya, memberi balasan berlipat ganda bagi yang mau melakukannya.
Namun, dalam pembangunannya pasti menggunakan bantuan beberapa orang. Sehingga, tanpa Anda sadari telah membantu mereka dalam mendapatkan pekerjaan untuk menghidupi keluarganya. Secara tidak langsung ini juga akan menimbulkan suatu keberkahan tersendiri.
Hadits yang Membahas tentang Sumur
Tahukah Anda, bahwa dengan menggali sebuah sumur selain dapat dijadikan kebutuhan pokok namun juga dapat menambah pahala? Karena ini sama saja dengan beramal, apalagi jika mata airnya digunakan oleh banyak orang. Lantas, apa landasan hukumnya dalam Islam?
-
Hadits Menggali Sumur
Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah diceritakan, ada seorang laki – laki kehausan lalu menemukan sumur dan dia turun untuk meminum airnya. Namun, ketika naik ke atas ia menemukan seekor anjing yang nampak seperti kehausan pula.
Jadilah, dia turun lagi untuk mengambil airnya menggunakan sepatu sebagai wadahnya minum. Karena itulah Allah SWT mengampuninya, sahabat bertanya “apakah berbuat baik terhadap hewan akan mendapat pahala?” Rasulullah menjawab bahwa setiap yang bernyawa ada ganjarannya.
حَدَّثَنَا مَحْمُودٌ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَعْدِنُ جُبَارٌ وَالْبِئْرُ جُبَارٌ وَالْعَجْمَاءُ جُبَارٌ وَفِي الرِّكَازِ الْخُمْسُ
Artinya :
“Telah menceritakan kepada kami Mahmud(1) telah mengabarkan kepada kami ‘Ubaidullah(2) dari Isra’il(3) dari Abu Hashin(4) dari Abu Shalih(5) dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu(6) berkata; bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang tambang yang menjadikan celaka tidak ada tuntutan diyat, sumur yang menjadikan celaka tidak ada tuntutan denda, binatang yang menjadikan celaka tidak ada tuntutan diyat, dan harta terpendam (bila ditemukan seseorang) zakatnya seperlima”.
Hadits di atas memiliki maksud bahwasanya Anda harus menggunakan sumur untuk kebaikan. Terlebih jika ada tetangga numpang minta air juga harus memberinya. Walaupun saat ini sudah jarang ditemui fenomena semacam itu.
-
Hadits Sumur Wakaf
Hal ini terinspirasi dari kisah sahabat Nabi yaitu Utsman Bin Affan membeli sumur Yahudi dan mewakafkannya kepada umat Islam. Karena, saat itu di Madinah hanya ada satu sumber mata air dan dijual dengan harga cukup tinggi.
Maka dari itu Rasulullah berseru barang siapa yang dapat menyelesaikan persoalan ini, kelak di surga akan mendapatkan minuman sebanyak air dalam sumur itu. Akhirnya Utsman Bin Affan bisa bernegosiasi dengan seorang Yahudi tersebut.
مَنْ يَشْتَرِى بِئْرَ رُومَةَ فَيَكُونُ دَلْوُهُ فِيهَا كَدِلاَءِ الْمُسْلِمِينَ
Artinya :
“Siapa yang sanggup membeli sumur Rumah, dan dia letakkan gayungnya bersama gayung kaum muslimin.” Kemudian Utsman membelinya dari harta pribadinya. (HR. Bukhari secara muallaq, Nasai 3623)
-
Hadits Keutamaan Membuat Sumur
Sungguh sangatlah baik Allah SWT memberikan kesempatan bagi umatnya untuk tetap berbuat kebaikan meskipun telah tiada. Maksudnya, pahala akan terus mengalir meski orang tersebut meninggal dunia. Entah itu dijalankan oleh pihak keluarga atau tidak.
Salah satu di antaranya adalah, orang yang mengajarkan beberapa ilmu bermanfaat untuk banyak orang, mengalirkan sungai, menggali sebuah sumur, menanam buah kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf dan lain – lain. Hadits nya akan dijelaskan di bawah ini.
عَنْ أَنَسٍ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ : سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
Artinya :
“Dari Anas Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, ” Rasûlullâh Shaallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ada tujuh hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah wafatnya (yaitu) : Orang yang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanamkan kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal”.
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam Kasyful Astâr, hlm. 149. Dan telah dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dam shahihul Jami’, no. 3602.
Asal Muasal Sumur Gali Menurut Sejarah Islam
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, menggali sumber mata air memang banyak manfaat, salah satunya adalah mendapatkan pahala, apalagi jika diwakafkan. Pastikan Anda memanggil dan menyerahkan tugas sepenuhnya pada seorang, seperti ahli sumur bor Jogja jika ingin membuat.
Lantas, bagaimana sejarahnya?
-
Asal dari Sumur Zam – Zam Menurut Ulama Terdahulu
Menurut sejarah Islam, zam – zam dijadikan awal mula adanya sumur gali. Diceritakan bahwa Istri nabi Ibrahim dan anaknya Ismail ditinggal oleh suaminya di padang gurun. Ia merasa putus asa dalam mencari air untuk putranya yang masih bayi tersebut.
Setelah ia berkeliling tujuh kali dari bukit shafa ke marwah, namun tidak ada seorang pun di sana, sebagaimana Makkah merupakan lembah yang begitu gersang. Putranya Ismail menjejakkan kakinya ke tanah dan keajaiban terjadi. Tiba – tiba mengeluarkan air, lalu Hajar (ibunya) teriak “Zam – Zam”.
-
Menurut Sejarawan
Istri nabi Ibrahim melihat ke sana kemari dan terus berlari hingga tujuh kali untuk mencari air, namun ia tidak melihat sesuatu. Akhirnya, ia kembali pada anaknya dan melihat Ismail sedang mengorek tanah dengan kaki kecilnya kemudian muncul air dari dalam tanah itu.
Akhirnya ia dan anaknya dapat melepas dahaga. Kemudian, disumbatnya mata air itu agar menyerap dalam tanah. Akhirnya mereka membantu orang Arab yang lewat dengan itu, lalu mendapat imbalan cukup menjamin kehidupan keduanya sampai dengan musim kafilah.
-
Beberapa Keterangan Berpendapat
Ada beberapa keterangan mengatakan bahwa sumur yang telah dikorek Ismail dulu bisa disebut sebagai sumur rembesan. Bila airnya mengumpul makan akan membentuk sebuah genangan air yang cukup dangkal.
Menurut pakar, hal tersebut secara teknis hanya sebuah sumur gali biasa. Dan pernah hilang selama berabad – abad lalu kembali ditemukan oleh Abdul Muthalib tidak lain kakek dari nabi Muhammad SAW. Sedangkan kisah sebelum menemukannya mengandung mitos.
-
Pendapat Hilangnya Sumur Zam – Zam
Ada yang mengatakan bahwa hilangnya sumur zam – zam karena peperangan antar suku. Dikisahkan tentang bani Jurhum yang mulai suram dan posisinya terjepit. Seringkali bertindak semena – mena kepada para utusan dan lebih memilih menghalalkan harta Ka’bah.
Hal ini membuat Bani Adnan dan khuza’ah murka. Lalu menyerang Jurhum hingga terusir dari makkah. Sebelum pergi, mereka sempat mengubur harta benda di dalam sumur zam – zam seperti patung berkepala kijang, pedang, koin sesaji, hajar aswad, kerudung ka’bah yang terbuat dari emas.
Sumur Menurut Tata Bahasa
Sumur gali merupakan salah satu konstuksi paling umum, dipergunakan untuk mengambil air bagi masyarakat sebagai air minum dengan memiliki kedalaman 7 hingga 10 meter. Sumber mata air ini harus mempunyai lokasi yang terlindungi dari permukaan serta banjir.
Sumur Resapan adalah lubang di permukaan tanah yang sengaja dibuat untuk menampung hujan supaya meresap ke dalam tanah. Digali dengan memiliki kedalaman di atas permukaan air tanah, itulah mengapa beda dengan sumur untuk minum yang galinya dibawah muka air tanah.
Sederhananya, sumur resapan dapat diartikan sebagai sumur yang digali dengan membentuk lingkaran. Mempunyai fungsi untuk menampung dan juga meresapkan air saat turun hujan di atas permukaan tanah, entah itu lewat atap bangunan, jalanan, ataupun halaman rumah.
Itulah penjelasan mengenai sumur dalam pandangan Islam yang mungkin dapat menambah pengetahuan Anda. Adapun kisah dari mata air tersebut secara Islami. Bila Anda membutuhkan informasi terkait jasa sumur bor Jogja, Anda bias simak di tautan yang kami sediakan.