Arti Insya Allah yang Benar dalam Bahasa Arab

Arti Insya Allah yang Benar dalam Bahasa Arab

Arti Insya Allah adalah “Semoga Allah menghendaki atau mengizinkan”, maksudnya adalah semoga tidak halangan apapun. Hal ini karena kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi dan apa saja yang akan dikehendaki Allah dalam kehidupan kita dikemudian hari.

Biasanya kata Insya Allah digunakan ketika membuat janji kepada seseorang atau ketika menerima undangan dari orang lain. Selain itu kata Insya Allah juga digunakan ketika sahabat kartun muslimah membuat jadwal atau ketika merencanakan sesuatu hal yang akan dilakukan pada suatu hari.

Kata Insya Allah memang wajib digunakan ketika umat Muslim akan melakukan sesuatu dimasa depan atau merencankan sesuatu. Tentu saja maksud dengan menggunakan kata Insya Allah karena tidak ingin mendahului kehendak Allah yang memiliki rencana atas kehidupan manusia.

Hal ini tertulis dalam surat Al Kahfi 23-24 artinya “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu. “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut) “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah”.

Dari penggalan dari surat Al Kahfi tersebut, tentu saja kita akan berdosa jika tidak mengucapkan kalimat Insya Allah. Hal ini karena semua yang terjadi dalam didunia ini hanya bisa terjadi karena atas izin Allah dan kita tidak bisa merencanakannya sendiri.

Sebab-sebab turunnya wahyu surat Al Kahfi ini adalah sebuah teguran kepada nabi Muhammad SAW ketika Beliau mendapatkan pertanyaan dari pendeta Yahudi. Nabi Muhammad mengatakan akan menjawab pertanyaan Yahudi tersebut besok hari tanpa mengucapkan kalimat Insya Allah.

Nabi Muhammad menunggu malaikat Jibril untuk datang membawa wahyu mengenai jawaban dari pertanyaan pendeta tersebut. Selama 15 hari malaikat Jibril tidak juga datang membawa  wahyu yang berisi tentang hal yang akan digunakan utuk menjawab pertanyaan Yahudi tersebut.

Karena lama sekali nabi Muhammad tidak bisa memberikan jawaban tersebut, maka beliau mendapatkan ejekan dari para orang kafir. Akhirnya malaikat Jibril datang juga membawa wahyu yang berisi teguran kepada nabi Muhammad yaitu surat Al Kahfi ayat 23-24 tersebut.

Hal ini bisa menjadi bukti kepada kita bahwa arti Insya Allah memang tidak pandang bulu kepada semua makhluk. Nabi Muhammad sendiri sebagai kekasih Allah juga mendapat teguran karena lupa tidak mengucapkan kata Insya Allah ketika akan menjawab pertanyaan dari Yahudi.

Padahal nabi Muhammad akan menjawab pertanyaan pendeta Yahudi tersebut dengan tujuan untuk berdakwah dijalan Allah. Namun ternyata nabi Muhammad telah membuat kesalahan karena lupa untuk mengucapkan kalimat Insya Allah sebagai permohonan untuk meminta izin.

Dari pelajaran tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa dahsyatnya kalimat Insya Allah jika kita akan merencanakan sesuatu. Hal ini bisa menjadi pengalaman bagi kita sendiri, mungkin juga apa yang kita cita-citakan belum berhasil karena lupa mengucapkan kalimat Insya Allah.

Dalam hal ini karena Allah memiliki sifat Iradaah yang artinya “Berkehendak dan sifat Muridan yang artinya “Maha Berkehendak”. Tentu saja jika kita akan mendahului kekuasaan Allah dari sifat Muridan jika tidak mengucapkan kalimat Insya Allah ketika membuat sebuah rencana.

Jadi kesimpulannya adalah bahwa manusia hanya bisa berencana dan Allah yang menentukan keberhasilan dari rencana yang telah kita tetapkan. Agar rencana kita bisa dikabulkan oleh Allah, maka kita harus tahu arti Insya Allah dan mengucapkannya agar rencana kita bisa terlaksana.

Allah memiliki sifat wajib diantaranya Iradat dan Muridan yang memiliki kewajiban untuk menentukan segala sesuatu yang akan terjadi dan yang tidak akan terjadi. Jika kita tidak menyapa Allah dengan kata Insya Allah, maka kita seperti telah mendahului sifat wajib Allah.

Hal ini karena sifat wajib Allah memang mutlak menjadi keputusan Allah dan hambanya tidak bisa menghindari yang telah ditetapkan. Apapun yang terjadi dan telah ditetapkan oleh Allah, maka kita hanya bisa menerimanya dengan sikap ikhlas sebagai makhluk yang diciptakanNya.

Namun karena Allah memiliki sifat Rohman dan Rohim, maka semua hambaNya bisa meminta sesuatu dengan berdoa disertai ikhtiar atau usaha. Allah akan mengabulkan setiap hambaNya yang mau bersungguh-sungguh dalam berusaha dan bekerja keras serta berdoa kepada Allah.

Banyak umat Islam yang taat beribadah dan tingkah laku yang baik serta berbuat hal yang bermanfaat untuk orang lain. Namun jika mereka ditanya, apakah anda akan masuk surga? Maka mereka pasti akan menjawab dengan kalimat Insya Allah sebagai sikap rendah hati kepada Allah.

Tujuan Mengucapkan Kalimat Insya Allah

  1. Sikap Tawadhu atau Rendah Diri

Sebagai makhluk ciptaan Allah, hanya bisa pasrah dan tidak bisa menentukan sendiri semua yang terjadi dalam kehidupan ini kecuali atas izin Allah. Karena itulah kita harus tawadhu dan rendah diri kepada Allah dan percaya bahwa keputusan Allah adalah yang terbaik untuk kita.

  1. Menjauhkan Diri dari Sikap Sombong

Sekuat apapun kita berusaha dan bekerja keras untuk mencapai cita-cita dalam kehidupan ini, maka keputusan tetap berada ditangan Allah. Karena itulah kita harus selalu ingat kepada Allah dan mengucapkan kalimat Insya Allah untuk menjauhi sikap sombong dan lupa kepada Allah.

  1. Tergantung Kepada Allah

Sebagai makhluk ciptaan Allah, kita akan selalu bergantung pada semua keputusan yang telah ditetapkan oleh sifat wajib Allah. Karena itulah apapun yang telah kita lakukan, hendaknya dikembalikan kepada Allah dengan memahami arti Insya Allah sebagai pedoman dalam hidup.

  1. Sikap Optimis Kepada Allah

Dengan mengucapkan kalimat Insya Allah, maka kita meminta izin untuk melakukan sesuatu atau membuat rencana dikemudian hari. Hal ini juga sebagai permintaan pertolongan kepada Allah agar memberi petunjuk dan melancarkan semuanya seperti apa yang telah kita rencanakan.

Para Nabi yang Mengucapkan Kalimat Insya Allah

  1. Nabi Ismail Ketika Akan disembelih

Ketika nabi Ibrahim menyampaikan perintah dari Allah untuk menyembelih Ismail seperti disebut dalam Al Qur’an S.As Saffat 102 yang artinya. “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah kau mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar”.

Nabi Ismail ketika masih kecil juga sudah memiliki kesabaran dan pengetahuan serta sudah menggunakan kalimat Insya Allah. Tentu saja nabi Ibrahim telah mengajarinya bagaimana bersikap untuk selalu rendah hati dan bisa menjaga agar tidak sombong kepada Allah.

  1. Nabi Musa Berjanji Kepada Nabi Khidzir

Nabi Musa berjanji akan patuh kepada nabi Khidzir dan tidak akan menentang apapun yang dilakukan yang termaktub dalam S.Al Kahfi ayat 69 yang artinya. “Insya Allah anda akan mendapatiku sebagai orang yang bersabar dan tidak akan menentangmu dalam urusan apapun”.

Nabi Musa juga tidak bisa menepati janjinya kepada nabi Khidzir untuk tidak menentang ataupun mengkritik apa yang dilakukan nabi Khidzir. Dalam hal ini nabi Musa sudah bisa rendah hati dan tidak terlalu menyombongkan diri dan sudah memahami sebenarnya arti Insya Allah.

***

Adapun kisah Nabi Adam dan Hawa bisa sahabat baca di larik berikutnya. Sebuah kisah yang insya Allah menjadikan pelajaran bagi kita semua.

Gambar Gravatar
Website Dakwah Muslimah Menerima Tulisan Dakwah Baik Fiksi maupun Non Fiksi  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *