Abu Bakar Ash-Shiddiq Sang Pembenar

Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq. Lahir pada tahun 572 Masehi tahun yang sama dengan tahun kelahiran Rasulullah. Lahir dari Bani Tamim Quraisy. Dialah Abu Bakar. Abu Bakar itulah nama kunyah yang diberikan kepadanya. Padahal nama aslinya adalah Abdul Kakbah dan kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah [hamba Allah]. Ayahnya bernama Abu Quhafah [Usman bin Amir] yang juga keturunan kaum Quraisy Makkah. Arti dari Abu Bakar sendiri ialah “Ayah dari si gadis”, gadis yang dimaksud ialah Aisyah ra.

Sedangkan gelar Ash-Shidiq yang dilekatkan dengan nama Abu Bakar diperolehnya beberapa saat setelah Rasulullah mengalami peristiwa agung Isra’ Mi’raj naiknya Rasulullah ke langit untuk menerima perintah sholat wajib. Kejadian yang aneh itu sangat diluar batas logika dan tak bisa dijelaskan secara akal saat itu. Namun, bagi Abu Bakar, apapun yang dikatakan oleh Rasulullah adalah benar. Sehingga saat itulah Abu Bakar digelari dengan Ash-Shidiq yang artinya “Benar”.

Setiap apa yang dikatakan oleh Rasulullah, Abu Bakar selalu berkata kepada orang yang berupaya melemahkan imannya bahwa apa yang dikatakan Rasulullah itu adalah benar. “Inkana qala faqad shadaq” [apapun yang dikatakan Muhammad adalah benar] itulah ucapan yang selalu dilonarkan oleh Abu Bakar.

Keimanannya yang sangat tinggi dengan membenarkan semua perkataan Rasulullah bahkan Al-Quran sendiri menyebut gelar Ash-Shadiq itu yang ditujukan kepada Abu Bakar sebagaimana yang tertera dalam surat Az-Zumar ayat 33.

Dan orang yang ash-shidqi [membawa kebenaran / Nabi Muhammad] dan yang shaddaqah bihi [membenarkannya], mereka itulah orang-orang yang bertakwa. [Az-Zumar: 33]. Kata shaddaqah bihi disini menurut para mufassir ialah ditujukan kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq. Itu artinya bahwa kadar kepercayaan yang sangat tinggi yang dimiliki oleh Abu Bakar sangat diakui bahkan oleh Al-Quran.

Sahabat Kartun Muslimah, selain gelar Ash-Shiddiq, Abu Bakar juga dijuluki dengan sebutan ‘Atiq’ karena beliau memiliki wajah yang rupawan [tampan] dan cerah berseri-seri. Pendapat lain mengatakan bahwa julukan Atiq disematkan kepada Abu Bakar karena dia orangnya sangat baik dan berperangai baik.

Abu Bakar merupakan salah satu orang yang disebut oleh Rasulullah sebagai Assabiqunal awwalun yakni orang yang pertama kali masuk Islam. Abu Bakar sendiri merupakan orang pertama yang masuk agama Islam dari golongan lelaki dewasa. Selama hidupnya dia jauhi perilaku dan kebiasan orang jahiliyah, dia tidak pernah bermabuk-mabukan, berjudi, ataupun berzina.

Setelah menjadi seorang muslim, maka dia termasuk orang yang sangat taat beribadah, selalu menjaga kehati-hatiannya, menjauhkan diri dari kemaksiatan dan barang syubhat. Bahkan dikisahkan pernah suatu saat Abu Bakar, tidak seperti biasanya, langsung memakan makanan yang tidak diketahui asal-usul makanan tersebut, padahal pada biasanya beliau selalu waspada akan barang syubhat.

Setelah beliau makan makanan itu lalu ada sahabat yang mengingatkan siapa pemilik makanan tersebut. Maka segeralah Abu Bakar memuntahkan makanan itu, dia masukkan jarinya kedalam mulutnya dan mencekoki tenggorokannya hingga dia muntahkan semua makanan yang hampir dia telah. Itulah kewara’an Abu Bakar.

Abu Bakar merupakan sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah. Dia selalu setia menemani Rasulullah kemanapun Rasul pergi. Bahkan disaat Rasulullah akan hijrah ke Madinah sedangkan semua umat Islam telah berangkat ke Madinah, dan hanya Abu Bakar satu-satunya sahabat yang setia menemani Rasulullah untuk berangkat belakangan.

Para sahabat yang lain juga mengakui bahwa dia sebagai sahabat terbaik Rasulullah. Abdullah bin Umar berkata, “Kami memilih orang terbaik di masa Nabi. Dan kami pun memilih Abu Bakar [HR. Bukhari]. Beliau juga sering ditunjuk oleh Rasulullah untuk menggantikan sebagai imam shalat berjamaah di masjid di saat Rasulullah berhalangan.

Oleh karenanya, para sahabat dari kaum Muhajirin dan Anshar sepakat, disaat kepergian Rasulullah meninggalkan kaum muslimin selamanya, maka tonggak kepemimpinan digantikan kepada Abu Bakar. Sebab dialah sahabat terbaik Rasulullah dan memiliki isyarat dengan menggantikan Rasul menjadi imam shalat.

Keutamaan-keutamaan lain yang dimiliki oleh Abu Bakar sebagai bentuk kesetiaannya kepada Rasulullah ialah beliau adalah satu-satunya orang yang menemani Rasulullah disaat Rasul dikejar oleh orang kafir dan kemudian bersembunyi di gua. Bahkan kala itu [di gua] ada seekor ular yang akan menggigit kaki Rasulullah, namun Abu Bakar korbankan kakinya agar dialah yang digigit ular, bukan Rasul.

Bukan hanya itu, Abu Bakar sedekahkan dan infaqkan semua hartanya demi perjuangan Islam. dia adalah seorang hakim dan saudagar kaya, tapi disaat ada perintah dari Allah melalui Rasulullah agar umat Islam menginfaqkan harta demi Islam, maka tak tanggung-tanggung, Abu Bakar infaqkan semua hartanya dan hanya meninggalkan selembar pakaiannya.

Rasulullah Saw & Kesetiaan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Diakhir wafatnya Rasulullah, Abu Bakar sangat merasa sedih, dia menangis meneteskan air mata kesedihannya sebab orang ynag dia cintai dan kagumi telah tiada. Dia hampiri jasad Rasulullah yang sudah berbaring kaku, kemudian dia buka penutup wajah Rasulullah lalu dia cium kening Rasul seraya meratapi kepergian orang terkasihnya itu.

Dan sepeninggalan Rasulullah, maka Abu Bakar diangkat menjadi khalifah oleh kaum muslimin sebab dia telah memiliki isyarat dari Rasulullah untuk memimpin kaum muslimin sebagaimana Rasulullah menyruh Abu Bakar untuk mengimami shalat berjamaah. Seperti dikisahkan dalam hadis berikut:

“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit menjelang wafat, Bilal datang meminta idzin untuk memulai shalat. Rasulullah bersabda: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’. Aisyah berkata: ‘Abu Bakar itu orang yang terlalu lembut, kalau ia mengimami shalat, ia mudah menangis. Jika ia menggantikan posisimu, ia akan mudah menangis sehingga sulit menyelesaikan bacaan Qur’an. Nabi tetap berkata: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’. Aisyah lalu berkata hal yang sama, Rasulullah pun mengatakan hal yang sama lagi, sampai ketiga atau keempat kalinya Rasulullah berkata: ‘Sesungguhnya kalian itu (wanita) seperti para wanita pada kisah Yusuf, perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah”. [HR. Bukhari].

Namun pada saat itu terjadi perdebatan dari kaum muslimin, ada sebagian kecil dari mereka yang tidak menginginkan Abu Bakar sebagai khalifah tapi lebih pantas Ali bin Abi Thalib. Makanya, Umar berkata saat itu, “Apakah kalian tidak ridho kepada Abu Bakar dalam masalah dunia, padahal Rasulullah telah ridho kepada Abu Bakar dalam masalah agama.”

Disaat itulah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah kaum Muhajirin dan Anshar sama-sama mendukung pemerintahan Abu Bakar.

Pada awal pemerintahannya beliau disibukkan dengan masalah internal dalam umat Islam. setelah kepergian Rasulullah ternyata banyak umat Islam yang mencoba menyimpang dari ajaran Islam, sebagian diantara mereka yang mengaku nabi palsu, banyak diantara mereka yang enggan membayar zakat, dan terjadi pemberontakan terhadap umat Islam.

Namun itu semua dihadapai oleh Abu Bakar dengan sangat baik hingga tuntas. Perkembangan dan kemajuan Islam semakin pesat, hingga penyebaran agama Islam sampai ke tanah Irak dan Suriah. Sayangnya, Abu Bakar hanya bisa memimpin umat Islam dalam dua tahun kepemimpinan.

Beliau wafat pada tahun 634 Masehi pada usia 63 tahun. Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Perjuangannya yang gigih dan kewara’annya dalam menjaga kehati-hatian diri serta kesetiannya terhadap Allah dan Rasul haruslah kita teladani dari beliau.

 

Gambar Gravatar
Website Dakwah Muslimah Menerima Tulisan Dakwah Baik Fiksi maupun Non Fiksi  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *