Makam merupakan tempat peristirahatan terakhir manusia. Tempat itulah [makam] yang selalu mengingatkan kita kepada kematian. Bahwa hidup ini hanyalah sementara dan semua manusia akan bertinggal disana.
Ada salah satu tempat yang sangat disayangkan untuk dilewatkan bagi mereka yang hendak atau sedang pergi haji/umrah. Yakni makam Rasulullah. Kita pasti tahu bahwa Rasulullah itu lahir di Makkah dan kisah Wafat Rasulullah di Madinah. Di kota Madinatu An-Nabiy inilah Rasulullah di makamkan, tepatnya di areal masjid Nabawi Madinah, Arab Saudi.
Makam yang tak pernah sepi dari pengunjung untuk berziarah, entah ada sebagian mereka yang hanya ingin mengetahui seperti apa makamnya Rasul; hingga ada dari sebagian yang lain yang ingin beramal dan berdoa disamping makam Nabi.
Dulu, semenjak Rasulullah wafat [12 Rabiul Awal 11 H], pada saat itu kaum muslimin terjadi perdebatan, dimana Rasulullah akan dimakamkan. Namun, akhirnya ada seorang sahabat; yakni Abu Bakar, sambil membacakan suatu hadis. “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘tidak seorangpun nabi yang dicabut nyawanya, kecuali ia dikubur di tempat meninggalnya.” Baru setelah tiga hari dari wafatnya Rasulullah, jasad beliau baru dikuburkan.
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa sebenarnya makam Rasulullah berada di rumah Aisyah. Karena Rasulullah wafat di dalam kamarnya; di rumah Aisyah, maka beliau dikuburkan dimana beliau meninggal. Lansung saja Abu Talhah memindahkan jenazah Rasulullah dan menggali liang lahat diatas Rasulullah terakhir berbaring.
Akhirnya Rasulullah dimakamkan di rumah Aisyah dengan posisi mukanya menghadap kiblat. Sedangkan rumah Aisyah sendiri berada di dekat masjid Nabawi. Awalnya Masjid Nabawi tidak seluas seperti sekarang yang terlihat, namun karena perluasan areal masjid, sehingga makam Rasulullah berada di dalam masjid Nabawi.
Di samping makam Rasulullah ada dua makam lain, yakni makam Abu Bakar Ash-Shiddiq dan makam Umar bin Khattab. Keduanya adalah sahabat setia Rasulullah yang tak pernah lepas untuk selalu bersama Nabi saat hidupnya, hingga sampai wafatnya pun mereka selalu ingin beriringan. Keberadaan kedua makan itu; makam Abu Bakar dan Umar, disisi makam Rasul tentu saja atas izin keluarga Rasulullah dari istri beliau yakni Aisyah, apalagi Abu Bakar yang memang dia sendiri merupakan mertua dari Rasulullah dari istri beliau yakni Aisyah.
Makam Rasulullah awalnya hanya makam biasa hanya berupa tumpukan tanah sebesar dua jengkal. Namun, sering berjalannya zaman, maka pada pertengahan abad ke-19 [sekitar tahun 1855] diatas makam Rasulullah dan kedua sahabatnya dipasang kubah berwarna hijau yang disebut Al-Khadra oleh Sultan Mahmud II dari Kerajaan Ottoman Turki.
Kemudian, oleh kerajaan Saudi untuk menghormati beliau, maka dibangunlah dengan kemegahan yang indah. Di areal makam Rasulullah, disisi-sisinya, terdapat empat pintu. Dari sebelah barat dinamakan pintu Ar-Raudhah, dari sebelah utara dinamakan At-Tahajud, serta pintu Fatimah di sebelah timur.
Lokasi makam Rasululah selalu mendapat penjagaan yang ketat, penjaga ini disebut sebagai Askar. Selain untuk menjaga keamanan sekitar makam, Askar juga bertugas untuk mengingatkan peziarah agar tidak melakukan kesyirikan di sekitar makam Nabi. Sebab mungkin saja ada orang yang berbuat diluar batas syariat dan berlebih-lebihan dalam berziarah.
Keamanan makam Rasulullah harus betul-betul dijaga, mengingat banyaknya kejadian yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk merusak bahkan untuk mencuri jasad Rasulullah. Misalnya saja usaha pencurian jasad Rasulullah oleh Al-Ubaidiy [Khalifah ke-6 Ubaidiyin yang berkuasa di Mesir] untuk menarik perhatian umat muslim agar terpusat di Mesir, namun ia gagal, dan hal itu terulang sampai dua kali tapi tetap saja gagal.
Kemudian pada pertengahan abad ke-12 terjadi lagi upaya pencurian jasad Rasulullah. Kali ini disiasati oleh misionaris kristen yang sekaligus raja Maghribi [Maroko] yang menyuruh orang bayaran untuk mencuri jasad Rasulullah. Namun, lagi-lagi Allah ingin terus melindungi jasad Nabi Muhammad sehingga usaha misionaris tersebut gagal.
Mengingat hal tersebut, maka tahun 1163 M oleh Sultan Nuruddin Zink, disekeliling sekitar makam Rasulullah ditanami beton dari timah sedalam 15 meter, untuk menjaga keamaan jenazah Rasul dari pencurian.
Dan, akhir-akhir 2014 [tepatnya pada awal bulan September] lalu terkabar isu adanya upaya dari sekelompok orang yang ingin membongkar makam Rasulullah. Namun, hal tersebut langsung dibantah oleh kerajaan Saudi dan menganggapnya bahwa itu adalah tidak benar yang hanya ingin mengadu domba umat Islam di dunia dengan pihak kerajaan Saudi. Walaupun seandainya saja benar, maka umat Islam di seluruh dunia tidak akan tinggal diam dengan perbuatan tersebut. Umat Islam akan bersatu tanpa memandang ras dan golongan untuk melawan siapa saja yang berani mengusik makam Rasulullah.
Raudhah Makam Rasul
Pada awal-awal keislaman, umat muslim dilarang oleh Rasulullah untuk menziarahi makam, karena beliau khawatir umat Islam yang notabene imannya masih ‘muda’ saat itu akan kembali memuja berhala. Akan tetapi, diakhir-akhir masa beliau, dia [Rasulullah] memperbolehkan untuk menziarahi makam. Agar umat manusia selalu mengingat kematian dan efeknya akan selalu mendekatkan diri kepada Allah yang memegang kehidupan ini.
Hal ini sebagaimana dalam hadisnya, “Saya pernah menghalangi kalian untuk menziarahi kubur. Sekarang ziarahilah, karena ia akan mengingatkanmu pada hari kemudian [Hadis diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim].
Jika kita pernah menziarahi makam Rasulullah, maka berziarahlah dengan menggunakan akhlak yang baik. Jangan saling dorong atau saling berebutan, sebab hal itu bisa saja menyakiti orang lain. Ucapkanlah salam kepada Rasulullah dengan kalimat “assalamualaika ya Rasulallah”. Pasti Rasulullah akan menjawab salam kita dari alam sana.
Sekali-kali jangalah berlebih-lebihan saat berziarah ke Makan Rasul apalagi melakukan perbuatan kesyirikan dengan memuja-muja kuburnya. Sebab Rasulullah sendiri yang melarang umat Islam untuk melakukan kesyirikan. Kita tak perlu juga sambil mencium-cium pagar pembatas makam, tak perlu menempelkan dada ke pagar. Dan jauh lebih baik jika kita memperbanyak shalawat kepada Rasulullah, keluarganya, dan para sahabatnya.
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi.
Perlu kita tahu pula bahwa disamping makam Rasulullah ada yang namanya Raudhah. Banyak ke-afdholan yang kita dapatkan jika menyempatkan diri walau untuk sekedar berdoa di Raudhah makam Rasul. Raudhah sendiri artinya taman [surga]. Raudhah lebih mirip bilik-bilik kecil dan lokasinya tepat di sebelah mimbar Rasulullah. Dan diyakini, bahwa siapa yang berdoa di Raudhah maka Allah akan mengabulkannya.
Lokasi Raudhah sendiri sekarang ditandai dengan warna karpetnya yang hijau, sedangkan selain Raudhah; karpetnya warna merah. Hal ini untuk mempermudah jamaah untuk membedakan mana yang termasuk lokasi Raudhah dan mana yang bukan.
Banyak jamaah haji dan umrah yang selalu berebutan untuk bisa masuk ke kawasan Raudhah ini. Namun, alangkah lebih baiknya jika kita tertib, tanpa harus berdesak-desakan sehingga bisa saja menyakiti orang lain. Jika demikian, maka niat baik yang kita niatkan [untuk memasuki Raudhah] jangan sampai berubah menjadi bentuk kedholiman kepada orang lain karena saling dorong.
Semoga kita yang pernah menziarahi makam Rasulullah; akan mendapatkan syafaatnya dan semakin bertambah keimanan kita. Sedangkan yang belum pernah menziarahinya semoga segera tercapai untuk bisa berjumpa dengan peristirahatan terakhir beliau.