Menurut saya, bahasa Arab adalah termasuk bahasa asing yang punya sejarah panjang di negara kita. Mau dikata apa, bahasa Arab sendiri merupakan “bahasa resmi agama Islam” yang wajib dipelajari di sekolah-sekolah berbasiskan yayasan Islam apalagi pondok pesantren. Saban tahun banyak lulusan pondok yang melanjutkan studinya ke negeri-negeri berbahasa Arab seperti Mesir, Arab Saudi, Sudan, sampai negeri maghrib seperti Maroko di ujung Afrika Barat.
Bagaimana dengan saya? Saya pertama kali belajar bahasa Arab kala masih SMP. Kebetulan SMP saya merupakan salah satu sekolah berbasis Muhammadiyah, yang ya sudah jelas diajari bahkan dari tingkat dasarnya. Namun memang harus diakui bahwa untuk urusan kedalaman penggunaan, saya jelas kalah dengan anak pondok pesantren.
Namun saya pada akhirnya belajar intensif bahasa Arab dikala saya masuk perkuliahan semenjak mengenal situs Maknaa.com. Hal ini karena kampus saya mewajibkan salah satu dari dua bahasa asing (Inggris dan Arab) sebagai syarat kelulusan. Jadilah saya belajar intensif bahasa Arab baik di perkuliahan maupun di luar pekuliahan.
Cara Saya Belajar Bahasa Arab
Berbicara mengenai belajar bahasa Arab di luar perkuliahan, ada beragam cara yang saya coba untuk meningkatkan kemampuan berbahasa saya. Sebagai gambaran, selain belajar sendiri, saya mencoba bercakap-cakap dengan ibu saya yang kebetulan juga bisa bahasa Arab. Namun hal tersebut tidaklah seratus persen bisa membuat anda berbahasa Arab. Saya tetap membutuhkan cara belajar penunjang selain bercakap-cakap. Berikut bagaimana saya belajar bahasa Arab:
-
Berhitung
Kalau bicara bahasa Arab belum bisa, lebih baik pakai cara satu ini dan dijamin lebih nyaman ketika nanti sudah bisa berbicara secara langsung. Berhitung dalam bahasa Arab bisa dikatakan agak sulit ketika di awal, namun akan enak setelahnya. Karena jumlah penyebut dan pembilangnya bisa dikatakan cukup konsisten.
Cara ini saya gunakan ketika pertama kali belajar bahasa Arab secara langsung. Cukup mudah kok sebetulnya mengingat ada juga nama teman-teman yang pakai angka dalam bahasa Arab. Contohnya kata “واحد” (Wahidun/satu), jelas banyak orang pakai. Lalu “اثنان” (dua), beberapa orang ada yang dinamai “Isnaeni/Isnaini” itu juga lumayan. Intinya belajar berhitung menggunakan bahasa Arab ini adalah termasuk mudah untuk langsung dipahami.
-
Membaca Al-Qur’an Terjemah
Cara ini merupakan salah satu dari sekian banyak cara untuk memahami kosakata dan cara kerja bahasa Arab. Meskipun tidak semua kata bisa diaplikasikan, namun cara ini adalah yang bisa dikatakan paling mudah untuk dipelajari setidaknya untuk diri sendiri. Bahkan saya bisa beberapa kata sederhana dan mengartikan nama orang yang menggunakan bahasa Arab dengan cara ini!
Tapi mungkin anda nantinya akan bingung kalau mempraktekkan bahasa Arab dalam Al-Qur’an dengan bahasa Arab harian (percakapan) yang sering disebut bahasa Arab pasar. Hal ini saya alami ketika bercakap-cakap dengan ibu saya. Misal kata “هذا” (ini/laki-laki, jika perempuan “هذه”), akan tetapi dalam bahasa Arab harian bisa jadi “هذج؟” yang sifatnya lebih umum. Jadi meskipun lumayan, anda harus memperhatikan perubahan kata yang terjadi meskipun bisa digunakan sebagai acuan.
-
Menerjemahkan Lagu atau Sholawat
Sebagaimana belajar bahasa Inggris, cara ini bisa dikatakan sama konsepnya ketika anda mempelajari bahasa lain. Saya sendiri memang tidak terlalu akrab dengan lagu bahasa Arab, apalagi kalau bicara artis atau filmnya. Tapi jika anda sering mendengarkan shalawat, qasidah, gambus ataupun nasyid hal ini bisa dimanfaatkan.
Ada beberapa buku sholawat yang menyediakan arti dan terjemahnya secara langsung sehingga anda bisa setidaknya belajar tata bahasa dari hal tersebut. Hal ini mengingat menyusun susunan ratib sholawat yang selalu didendangkan ketika acara Maulid Nabi biasanya memiliki nilai sastra keagamaan tinggi. Anda sekaligus bisa mengamati kata-kata yang sulit atau belum pernah didengar sebelumnya. Cara ini sebetulnya merupakan cara praktis, namun anda akan terbantu dengan banyaknya variasi cara baca dan kata dalam bahasa Arab agak mendalam.
-
Bercakap-Cakap dengan Orang yang Bisa Bahasa Arab
Kalau yang satu ini merupakan cara jitu yang agak susah-susah gampang ketika anda ingin benar-benar bisa bahasa Arab. Bisa dikatakan gampang karena memang basisnya praktek langsung, namun susah karena harus cari orang yang bisa bahasa Arab. Tentu cara ini merepotkan dan anda harus benar-benar niat jika menggunakan cara ini.
Namun bukan berarti cara ini tidak efektif, malah bisa dikatakan cara ini merupakan cara paling jitu dan manfaatnya bisa sangat terasa. Namun siapa orang yang bisa diajak berbicara dalam bahasa Arab? Kalau ada orang Arab langsung mungkin jelas membantu, kalau tidak? Ya bisa tidak jadi belajar. Alternatifnya jika anda punya teman dari pondok pesantren, mungkin ada diantaranya yang dapat berbahasa Arab lancar yang bisa diajak untuk latihan bicara.
Kalau saya kebetulan belajar bahasa Arab dari Ibu, yang dulunya pernah jadi TKW di Arab Saudi. Jadi ya sangat lumayan kalau buat belajar karena Ibu saya jelas mempraktekannya langsung disana.
-
Mengamati Dialek
Saya sebetulnya cukup terbantu mengingat ibu saya pernah menjadi TKW di negeri petro dollar itu. Walhasil sedikit-sedikit saya bisa mempraktekkan satu dua kosa kata dalam bahasa Arab dan bisa langsung dikoreksi kalau salah. Satu yang menjadi masalah adalah, bahasa Arab ibu saya kebetulan sudah tercampur dengan dialek lokal disana. Bahkan saya tidak tahu dialek apa itu yang ibu saya ucapkan lantaran kalau sudah berbicara cepat sekali.
Kalau yang satu ini memang agak bikin pusing mengingat bahasa yang sudah tercampur kadang membingungkan untuk didengar. Contohnya ketika menanyakan kabar seperti dalam kata “مااسمك؟”, ibu saya malah bertanya menggunakan bahasa Arab dialeknya “اسميس؟”. Kalau orang lain mendengar dan baru pertama kali belajar bahasa Arab mungkin dialek semacam ini membingungkan.
Namun tidak begitu juga kalau dipelajari lebih mendalam. Malah saya jadi tertarik mengamati bahasa Arab jika langsung dipraktekkan pakai dialek seperti itu. Karena dengan begitu kita dapat mengetahui fakta real penggunaan bahasanya dengan lebih tepat. Jadinya kita tidak bingung jika ditanyai orang Arab asli ketika bertanya atau berbincang kepada kita. Selain itu bisa menambah kosakata baru yang mungkin belum pernah didengar sebelumnya.
-
Mempelajari Kitab Kuning
Kalau di kampung saya ada beberapa orang-orang yang belajar menggunakan kitab kuning, seperti tafsir Jalalayn atau kitab sejenisnya. Nah kalau yang satu ini juga bisa dimanfaatkan untuk belajar bahasa Arab secara praktis. Karena rata-rata kitab kuning juga sudah ada versi terjemah dalam bahasa Indonesia atau Jawa, yang sering disebut dengan istilah tulisan Arab Pegon.
Nah kalau yang satu ini cocok bagi anda yang ingin belajar bahasa Arab sembari memperdalam istilah penggunannya dan ilmu agama tentunya. Karena kata-kata dalam kutib kuning dengan tulisan Arab Pegon termasuk bahasa yang susah dipelajari, namun anda akan langsung tahu bagaimana cara penggunaannya. Tentunya anda juga harus menemukan guru yang tepat dalam menggali kitab-kitab semacam ini dan ketika mempelajarinya.
Kebetulan saya pernah membaca kitab Bulughul Maram sama teman saya dikampung dulu yang bisa baca Arab Pegon. Lumayan buat mempelajari struktur kata dalam bahasa Arab dan terjemahnya secara langsung.
-
Menulis Kosa Kata dan Menghafalkannya
Terkadang saya bingung juga kalau sudah lihat kamus atau buku bacaan panduan dalam bahasa Arab, terutama tulisannya. Ya bagaimana tidak, lha wong tulisannya sering-seringnya ditulis pakai Arab Gundul! Iya itu, tulisan Arab yang tidak pakai tanda baca atau harakat macam fathah, kasroh, dhammah dan kawan-kawannya itu. Kalau yang ini jelas bikin pusing dan emosi lantaran susah sekali ditebak mana yang a,i atau u.
Kalau sudah begitu biasanya saya siasati dengan menulis dan menambahi tanda baca semacam itu ke hurufnya langsung. Kalau perlu tanya artinya sekalian ke orang yang bisa baca lengkap biar paham makna dan artinya. Setelah itu kata yang sudah saya beri harakat itu saya hafalkan dengan metode biasa dan mengulangnya beberapa kali. Hal ini jelas membantu ketika sudah mentok tidak bisa mengerti suatu kata dalam bahasa Arab, ketimbang tidak ada usaha sama sekali.