KARTUN MUSLIMAH — Sahabat kartun muslimah, postingan kali ini saya ingin mengajak Anda untuk lebih mengenal Siti Aisyah. Wanita ini adalah seperti lirik lagu Aisyah istri Rasullullah SAW. pastinya diantara kalian sudah tidak asing mendengar nama Aisyah. Memang tidak heran, nmanya menggema di seluruh penjuru dunia.
Maka dari itu, tidak ada salahnya jika kita kembali membaca lembaran-lembaran kisah hidupnya yang luar biasa. Dia adalah wanita yang paling dicintai Rasullullah SAW. setelah ayahnya. Dia adalah wanita suci dan disucikan, karena Allah telah mengumumkan kesuciannya dari tujuh lapis langit.
Dia adalah wanita yang bertakwa, bersih, ahli wara’ dan ahli zuhud. Dia adalah Aisyah binti Abu Bakar, semoga Allah meridhainya.
Biografi Aisyah binti Abu Bakar Terlahir dari Keluarga Suci nan Berkah
Aisyah adalah putera dari Abu Bakar ash-Shiddiq, manusia yang paling utama setelah para nabi dan rasul. Dia adalah orang kedua dari dua orang yang berada di gua dan orang yang paling dicintai oleh Rasullullah SAW.
Abu Sa’id Al-Khudri ra. meriwayatkan bahwa Rasullullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling menjadi anugerah bagiku, baik dalam persahabatan maupun hartanya adalah Abu Bakar. Sekiranya aku boleh menjadikan seseorang sebagai khalil, selain Tuhanku, maka aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai khalil-ku. Akan tetapi, aku hanya bisa menjadikannya sebagai saudara se-Islam dan saling mencintai karenanya. Semua pintu rumah yang menghadap langsung ke masjid harus ditutup, kecuali pintu rumah Abu Bakar.” (Muttafaq ‘alaih)
Ibunya adalah seorang sahabat wanita terkemuka, yakni Ummu Ruman binti ‘Amir. Dia adalah sosok sahabat yang banyak menorehkan jasanya kepada Islam.
Saudara perempuan kandungnya adalah Asma’ binti Abu Bakar yang sangat terkenal dengan gelar Dzaatun Nithaaqain (pemilik dua selendang).
Suami dari saudara perempuannya tersebut dikenal dengan gelar Hawaari Rasullullah SAW. yang artinya pembela setia Rasullullah, yakni tak lain adalah Zubair bin Awwam. Zubair sendiri adalah sepupu Rasullullah SAW. yang termasuk kedalam sepuluh orang yang dijamin masuk surga, serta orang pertama yang menghunus pedang di zaman Allah.
Kakek Aisyah dari pihak ayah adalah Abu Quhafah yang turut masuk Islam dan menjadi sahabat Rasullullah SAW.
Neneknya dari pihak ayah adalah Ummul Khair Salma binti Shakhr yang turut pula masuk Islam dan menjadi sahabat wanita Rasulullah.
Tiga orang bibinya dari pihak ayah tergolong sahabat wanita Rasulallah, yaitu Ummu ‘Amir, Quraibah, dan Ummu Farwah. Semuanya merupakan putri Abu Quhafah.
Dan saudara kandung lelakinya adalah Abdurrahman bin Abu Bakar, seorang lelaki yang pemberani dan ahli memanah yang tersohor.
Itulah biografi Aisyah beserta silsilah keluarganya yang penuh berkah. Aisyah yang terlahir dari keluarga suci dan dalam kondisi islami, jika diibaratkan ia bagaikan keluar dari akarnya dan hidup di antara dahan-dahannya, sehingga tumbuh mekar dan menjadi bunga yang sangat indah di tengah-tengah manusia.
Pernikahan Berkah yang Melukiskan Sejarah
Aisyah dipinang oleh Rasullulah pada usia 6 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun, dimana saat itu Aisyah menjadi istri ketiga Nabi Muhammad SAW setelah khadijah dan Saudah binti Zam’ah. Aisyah pula merupakan satu-satunya istri yang dinikahi saat masih gadis.
“Rasullullah menikahi (akad) saat aku berusia 6 tahun. Saat tiba di Madinah, kami tinggal di perkampungan bani Al-Harist bin Khazraj. Aku sempat sakit demam hingga rambutku rusak. Ketika rambutku mulai tumbuh kembali, ibuku, Ummu Ruman menemuiku. Saat itu, aku sedang bermain dengan anak-anak sebayaku di atas kayu. Ibuku memanggil dan aku langsung menemuinya. Aku tidak tahu maksudnya memanggilku. Ibu langsung mengepit tanganku dan membawaku pulang ke rumah. Sampai di depan pintu rumah, napasku masih tersengal-sengal. Aku dibiarkan beristirahat sejenak hingga napasku normal kembali. Kemudian, ibu mengambil air untuk membersihkan muka dan kepalaku lalu membawaku masuk ke rumah. Ternyata, di dalam rumah telah berkumpul sejumlah wanita Anshar yang segera menyambutku, ‘Semoga kebaikan dan keberkahan menyertaimu.’ Ibu menyerahkanku kepada mereka untuk dirias. Sampai saat itu ku belum sadar apa yang sebenarnya sedang terjadi hingga ketika tiba waktu dhuha aku dikejutkan dengan kedatangan Rasullullah SAW. Melihat kedatangan beliau, wanita-wanita Anshar pergi dan membiarkan aku bersama beliau. Saat iku aku berusia 9 tahun.” ((Muttafaq ‘alaih)
Nabi SAW menikah lagi setelah Khadijah wafat. setelah selang beberapa lama Nabi menikahi seorang janda bernama Saudah binti Zam’ah. Tak lama kemudian datanglah wahyu dari Malaikat Jibril mengenai Aisyah.
Wahyu tersebut merupakan kemuliaan terbesar yang pernah terjadi pada seorang wanita di muka bumi ini. Dari wahyu tersebut, Nabi SAW membuat keputusan untuk menikahi Aisyah r.a.
Perintah menikahi Aisyah sendiri berdasarkan wahyu atau petunjuk yang datang dari langit. Rasullullah pernah melihatnya dalam mimpi selama tiga malam. Dalam mimpinya itu, Jibril datang dengan membawa gambar Aisyah seraya berkata, “Ini adalah istrimu di dunia dan akhirat.”
Aisyah ra. menuturkan bahwa Rasullullah saw. Bersabda, “Aku bermimpi selama tiga malam. Malaikat datang kepadaku dengan membawa gambarmu dalam sepotong kain sutra seraya berkata, ‘Inilah istrimu.”Lalu, aku buka kain penutup wajahmu, ternyata itu adalah gambarmu. Saat itu aku bergumam, jika ini kehendak Allah, maka pasti terlaksana.” (Muttafaq ‘alaih)
Merupakan satu kemuliaan tersendiri bagi bunda kaum muslimin, Aisyah menjadi istri Nabi SAW berdasarkan perintah Allah SWT. Apalagi beliau dijanjikan menjadi istri dunia akhirat Rasullullah SAW.
Walaupun saat menikah, usia Aisyah masih sangat kecil, namun ia sudah menanti masa paling indah saat masuk rumah Rasullullah SAW. sebagai istri manusia paling agung sepanjang zaman dan ibu bagi seluruh orang yang beriman sepanjang masa.
Kisah pernikahan berkah ini termasuk salah satu sejarah dalam peradaban Islam. Apalagi Aisyah banyak membantu Nabi SAW dalam menegakkan Islam di muka bumi.
Keistimewaan dan Kedudukan Aisyah r.a
Wanita Tercerdas yang Haus dan Luas Ilmu– Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A’laam An-Nubalaa’ berkata, “Aisyah putri pemimpin terbesar orang-orang yang Shiddiq dan khalifah Rasullullah saw. Al-Qurasyiyyah, At-Taimiyyah, An-Nabawiyyah, ibunda orang-orang yang beriman dan istri Nabi saw. Dia adalah wanita yang paling luas ilmunya diantara seluruh wanita umat ini.”
Selama sembilan tahun lamanya hidup dengan Rasullullah SAW. Aisyah dikenal sebagai pribadi yang selalu haus akan ilmu pengetahuan. Semangat belajar dalam menuntut ilmu dari Nabi SAW, membuat Aisyah banyak menguasai berbagai bidang ilmu.
Diantara ilmu yang dikuasai oleh Aisyah yaitu, ilmu al-qur’an, hadist, fiqih, bahasa arab dan syair. Keilmuan Aisyah bahkan tidak diragukan lagi karena beliau adalah orang terdekat Rasulullah yang sering mengikuti pribadi Rasulullah. Banyak wahyu yang turun dan disaksikan Aisyah.
Kecerdasan akan keilmuan yang dimiliki Aisyah bahkan tidak ada yang menandingi. Bahkan beliau dijadikan tempat bertanya para kaum wanita dan para sahabat tentang permasalahan hukum agama maupun permasalahan lain.
Periwayat Hadist yang Ulung – Aisyah terkenal sebagai satu-satunya perempuan yang banyak menghapalkan hadist-hadist Rasulullah. Beliau mendapat gelar Al-Mukatsirin (orang yang paling banyak meriwayatkan hadist).
Terdapat 2210 hadist yang pernah diriwayatkan oleh Aisyah r.a. diantaranya terdapat 297 hadist dalam kitab shahihain dan terdapat 174 hadist yang mencapai derajat muttafaq ‘alaih. Maka dari itu, wajar bila para ahli hadist menempatkan Aisyah pada posisi kelima penghafal hadist setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik dan Ibnu Abbas.
Aisyah r.a, Idola Muslimah Masa Kini
Tepat pada tanggal 17 Ramadhan setelah shalat witir, pada tahun 58 Hijriyah, Ummul mukinin Aisyah ra. menghembuskan napas terakhir dan kembali keharibaan Tuhannya dengan penuh keridhaan.
Jasad Aisyah dikuburkan di Pekuburan Baqi’. Sebelum itu, Abu Hurairah ra. mengimami shalat jenazah. Banyak sekali kaum muslimin yang hadir dalam shalat tersebut.
Untuk menutup kisah Aisyah yang penuh kecerdasan, kecantikan, keagungan dan keistimewaan ini, alangkah baiknya jika sosok Aisyah dijadikan idola setiap muslimah di dunia.
Aisyah, sangat luar biasa. Bahkan, tidak ada keraguan mengenai wanita suci ini. Maka dari itu, sudah sepatutnya jika muslimah saat ini menjadikannya sebagai panutan dan motivator dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi: Buku 35 Sirah Shahabiyah jilid 1 karya Mahmud Al-Mishri