Pengertian Shalat Witir
Witru artinya ganjil. Sehingga secara sederhana bahwa shalat witir ialah shalat sunnah yang jumlah rakaatnya ganjil, bisa tiga, lima, tujuh, sebelas rakaat, dan seterusnya. Namun mayorita ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat yang utama ialah sebelas rakaat.
Dalil tentang Shalat Witir
Dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan bahwa sabda Rasulullah, “Sesungguhnya Allah SWT telah memberi kalian tambahan shalat, yaitu shalat witir, maka shalat witir-lah kalian antara waktu shalat isya’ hingga waktu subuh.”
Senada dengan jalur Ibnu Mas’ud disebutkan tentang sunnah Rasulullah, “Rasulullah melakukan shalat witir pada awal malam, pertengahan, dan akhir malam.” [HR. Imam Ahmad].
Dan penjelasan yang lebih komprehensif mengenai waktunya alah sesuai dengan hadis Rasulullah, “Barangsiapa yang khawatir tidak bangun pada akhir malam, maka hendaklah dia melakukan shalat witir pada awal malam. Dan barangsiapa yang bersikeras untuk bangun pada akhir malam, maka hendaklah dia melakukan shalat witir pada akhir malam, karena shalat di akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan hal itu adalah lebih utama.” [HR. Imam Muslim].
Waktu Melaksanakan
Sebagaimana hadis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa waktu melaksanakan shalat witir ialah bisa dikerjakan setelah shalat isya’ sampai batas terbitnya fajar shadiq [masuknya waktu shalat subuh]. Namun menurut Imam Nawawi jika seseorang lupa yakni mengerjakan shalat witir sebelum isya’ maka hal itu tidak perlu diulang lagi untuk dikerjakan setelah isya’.
Jumlah Rakaat
Sebenarnya tidak ada batasan mengenai jumlah rakat shalat witir asalkan rakaatnya ganjil. Namun jumlah minimal rakaatnya ialah satu rakaat. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Shalat witir itu satu rakaat di akhir malam.” [HR. Imam Muslim].
Sementara jumlah rakaat yang utama menurut sebagian ulama ialah sebelas rakaat, sebagaimana dalam hadis bahwa Aisyah pernah menyaksikan bahwa Rasulullah pernah melaksanakan shalat witir dengan sebelas rakaat, “Rasulullah melakukan shalat pada malam hari sebanyak sebelas rakaat dengan mengganjilkan di antaranya dengan satu rakaat.” [HR. Imam Muslim].
Dalam melakukan shalat witir, boleh dilakukan per dua rakaat satu salam dan satu rakaat akhir [ganjil] satu salam juga, demikian seterusnya. Namun, boleh juga dilakukan secara sekaligus kemudian yang ganjil di pisah dengan satu salam.
Misalkan, Anda ingin mengerjakan shalat witir 5 rakaat. Maka cara pertama, Anda boleh mengerjakan 2 rakaat [satu salam], 2 rakaat [satu salam], dan 1 rakaat [satu salam]. Atau dengan cara kedua, yakni Anda mengerjakan 4 rakaat [satu salam] dan ditambah 1 rakaat [satu salam].
Hal tersebut sebagaimana dalam hadis Rasulullah, “Dan beliau melakukan shalat sebanyak sembilan rakaat tanpa duduk (untuk membaca tahiyat) padanya, kecuali pada rakaat kedelapan, lalu beliau menyebut nama Allah, memuji-Nya, berdo’a kepada-Nya dan kemudian bangkit (berdiri) tanpa salam, kemudian beliau berdiri, lalu melakukan rakaat kesembilan, kemudian duduk, menyebut nama Allah, memuji-Nya dan berdoa kepada-Nya, kemudian salam dengan bacaan yang dapat kami dengar.” [HR. Imam Muslim].
Surat yang Dibaca dalam Witir
Sebenarnya tidak ada kewajiban tentang surat apa yang dibaca dalam Shalat witir, hanya saja Rasulullah dalam riwayat hadis disebutkan bahwa beliau pada rakaat pertama [setelah membaca Al-Fatihah] dilanjutkan dengan surat Al-A’la [sabbihisma rabbikal a’laa], dan membaca surat Al-Kafirun [qulya ayyuhal kaafirun] pada rakaat kedua, semenara pada rakaat ketiga membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas disatukan.
Membaca Qunut
Rasulullah juga terbiasa membaca doa qunut dalam shalat witir, dan hal tersebutlah menurut pandangan para ulama bahwa membaca qunut dalam shalat witir adalah sunnah. Berikut bacaan qunut yang dibaca:
اَللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، إِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
[Ya Allah, berilah aku petunjuk pada orang yang telah Engkau beri petunjuk, selamatkanlah aku pada orang yang Engkau selamatkan, kendalikanlah aku pada orang yang telah Engkau kendalikan, berkahilah aku pada apa yang telah Engkau berikan, lindungilah aku dari kejahatan apa yang telah Engkau putuskan, sesungguhnya Engkaulah yang memberikan keputusan, bukan yang diberi keputusan, sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau kasihi, Mahasuci Engkau wahai Rabb kami dan Mahatinggi Engkau. Hamba memohon ampun kepada Engkau dan hamba bertaubat kepada Engkau.]
Bacaan qunut dalam shalat witir diletakkan pada rakaat akhir dan sesudah rukuk atau i’tidal [seperti dalam shalat subuh].
Keutamaan Shalat Witir
Niscaya Allah akan memberikan pahala yang sangat besar bagi hamba-hamba yang mengerjakan shalat witir. Sebab Allah mencintai witir dan menyukai sesuatu yang berbilangan ganjil. Jika kita selalu mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah akan selalu emberikan pertolongan dan kemudahan bagi hamba-hamba yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
Cara Melaksanakan Shalat Witir
Cara mengerjakan shalat witir ialah sama dengan cara mengerjakan shalat sunnah pada umumnya. Hanya saja dalam shalat witir jumlah rakaatnya ada yang ganjil yakni satu rakaat kemudian salam.
Dalam melakukan shalat witir, boleh dilakukan per dua rakaat satu salam dan satu rakaat akhir [ganjil] satu salam juga, demikian seterusnya. Misalkan, Anda ingin mengerjakan shalat witir 5 rakaat. Maka cara pertama, Anda boleh mengerjakan 2 rakaat [satu salam], 2 rakaat [satu salam], dan 1 rakaat [satu salam].
Namun secara umum yang perlu diperhatikan sebagai beikut:
Pertama, niat shalat witir
Nilai shalat witir untuk yang dua rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَلَى
[Saya shalat sunnah witir dua rakaat karena Allah Ta’ala]
Niat sahalat witir untuk yang satu rakaat [rakaat ganjilnya].
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتًا للهِ تَعَلَى
[Saya shalat sunnah witir satu rakaat karena Allah Ta’ala]
Kedua, bacaan surat
Dianjurkan dalam shalat witir:
Pada rakaat pertama membaca surat Al-A’la, sementara pada rakaat kedua membaca Al-Kafirun. Dan begitupun seterusnya dalam shalat genapnya. Sementara untuk shalat ganjil yang satu rakaat itu dianjurkan membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas yang digabung dalam satu rakaat.