Pertama, Syetan Takut Kepadanya
Sebagaimana yang terkutib dari Abdullah Azzam dalam kitab Tarbiyah Jihadiyah yang ditulisnya bahwa suatu saat ada setan yang mengadu kepada teman-teman sesama setannya, dimana dia baru saja bergulat dengan seorang manusia, namun si setan di banting dan dikalahkan oleh si manusia.
Maka teman-teman setan bertanya, “Apakah dia Umar bin Khattab?” Kemudian setan yang kalah itu menjawab, “Siapa lagi kalau bukan Umar.” Ya, Umar bin Khattab memang sangat ditakuti bkan hanya oleh manusia bahkan setan sekalipun meringis terhadapnya.
Rasulullah pernah bersabda, “Apabila Umar berjalan di suatu lorong atau lembah, setan akan mengambil jalan di lorong atau lembah yang lain.” Memang begitulah gemetarnya setan untuk berhadapan dengan Umar, mereka rela menempuh dan kabur dari pada harus berurusan dengan Umar. Dan hal itu adalah bagian dari karomah Umar bin Khattab.
Lalu pertanyaannya, “Mengapa Umar bisa demikian?” Jawabnya karena kesabaran dan ketakwaan. Ia mengikat syahwatnya dengan mengekang hasrat dan keinginannya. Kesabaran adalah sumber kekuatannya, semakin ia bersabar maka semakin muncul kekuatannya untuk menahan hawa nafsu, dan dikala hawa nafsu sudah terkalahkan maka disitulah kejayaan akan selalu ada.
Ya, yang ditakuti dari Umar bukanlah keganasannya itu, namun yang membuat manusia dan iblis takut kepada Umar karena rasa takut dan kesabaran beliau yang luar biasa kepada Allah sehingga membuat Allah menggantikannya dengan rasa takut yang dirasakan manusia juga iblis terhadapnya.
Kedua, Bumi Menangis Karena Tusukan Pedangnya
Dikisahkan bahwa suatu saat tanpa disengaja, Umar membentur seorang wanita tua yang sedang membawa minyak tanah dalam wadah. Sehingga minyak tersebut tumpah dan terserap oleh ibu. dan hal itu membuat si wanita tua merasa sedih.
Karena merasa bertanggung jawab maka Umar akan menggantinya dengan minyak tanah yang lain. Namun, si wanita tua bersikukuh harus yang asli dengan miliknya tadi. Maka, tak ada cara lain bagi Umar kecuali dengan memeras tanah yang dijatuhi minyak tersebut.
Dikeluarkanlah pedang Umar dan digali tanah tadi, kemudian diperaslah sehingga keluar minyak yang telah tumpah tadi. Namun, siapa sangka ternyata Bumi merasa kesakitan sehingga Bumi harus bergoncang/gempa karena merasa kesakitan dengan tusukan pedang Umar saat menggalinya.
Ketiga, Komando Suara Umar
Pernah dikisahkan pula bahwa suatu ketika kaum muslimin sedang melakukan peperangan melawan tentara Persia. Pasukan kaum muslim ditugaskan ke Nawahuda sementara Umar bin Khattab tidak ikut berperang sebab beliau sudah mempasrahi komando pasukan kepada jendral perangnya.
Semenara jumlah pasukannya jauh lebih sedikit ketimbang pasukan Persia. Namun hal itu tak sedikitpun menggentarkan nyali jihad para kaum muslimin. Ditengah-tengah perang disaat siasat perang kaum muslimin mulai menemukan kebuntuan. Maka semua kaum muslimin yang ikut berperang mendengar suara Umar, padahal Umar sedang ada di Madinah.
“Wahai kaum muslimin, segeralah naik ke atas gunung.” Begitulah kedengaran suara itu. Maka segeralah para tentara Islam naik ke atas gunung sesuai perintah suara yang mirip dengan suara Umar itu.
Seruan itu memanglah seruan Umar yang diperdengarkan oleh Allah kepada semua umat Islam yang sedang berperang sebagai komando dari Umar agar bisa membentuk siasat perang. Setelah itu, maka kaum muslimin bisa memenangkan peperangan melawan tentara Persia.
Keempat, Gempa Bumi Berhenti Seketika.
Pernah terjadi gempa bumi pada saat pemerintahan Umar bin Khattab. Umar kemudian bertakbir dan bertahmid sedangkan bumi masih saja bergetar. Setelah umar bertakbir dan bertahmid umar segera memukulkan pedangnya ke tanah sambil berkata “Hai bumi tenanglah kamu Atas Izin Allah”. Seketika itu pula bumi berhenti bergetar dan kembali tenang atas izin Allah lewat hentakan pedang Umar.
Kelima, Sungai Nil Kembali Mengalir.
Diriwayatkan bahwa ketika Pasukan Islam yang dibawah kepemimpinan Amar bin Ash berhasil menaklukkan Negeri Mesir. Mereka mendapatkan sungai Nil telah kering. Rakyat Mesir memberitahukan bahwa Sungai Nil itu dapat berjalan setelah melemparkan seorang putri sebagai tumbal bagi dewa, seperti yang biasa mereka lakukan setiap musim kering.
Kemudian Amar bin Ash melaporkan kejadian tersebut kepada Khalifah Umar bin Khattab dan meminta pendapatnya, karena memberikan tumbal apalagi sampai membunuh manusia untuk dijadikan tumbalnya adalah sesuatu yang sangat dilarang dalam Islam. Maka Umar menulis surat kepada Amr bin Ash dan memerintahkan Amar untuk melemparkan surat khusus umar untuk sungai Nil.
Karena penasaran, maka Amr membuka surat tersebut dan membacanya. Bahwa isi surat tersebut berbunyi, “Dari Umar bin Khattab kepada Sungai Nil di Mesir. Amma ba’du. Jika kamu mengalir dengan kehendakmu, Janganlah kamu mengalir. Namun, jika Kamu mengalir dengan Kehendak Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa, Kami Memohon kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa untuk mengalirkanmu!” begitulah isi surat Umar kepada sungai Nil.
Lalu, keajaiban datang setelah Amar melempakan surat tersebut ke dalam sungat Nil sesuai perintah Khalifah Umar bin Khattab. Atas Izin Allah SWT, maka disaat malam hari tiba, Sungai Nil tersebut kembali mengalirkan air sehingga memberikan sumber hidup bagi seluruh penduduk Mesir, yang hampir saja mereka tinggalkan untuk mengungsi ketempat yang lain.
Demikianlah beberapa kisahUmar bin Khattab. Da pelajaran yang dapat kita petik ialah bahwa dengan ketakwaan dan kesabaran seorang manusia akan menjadikan ia dicintai oleh Allah. Dan Allah akan mengaruniakan kemuliaan kepada orang tersebut sebagaimana seluruh mahluk memuliakan-Nya.