Fatimah RA dan Gilingan Gandum – Fatimah Az-Zahra, tentu nama yang tidak asing bagi telinga kaum muslim di seluruh dunia. Selain karena memang beliau adalah putri termuda Rasulullah SAW dan Khadijah RA, namanya begitu harum sebab sosoknya juga termasuk dalam empat perempuan terbaik di dunia.
Hal tersebut berdasarkan apa yang diucapkan oleh sang Ayah : “Sebaik-baik wanita penghuni Surga adalah Khadijah bintu Khuwailid, Fathimah bintu Muhammad, Asiyah bintu Muzahim istri Fir’aun, dan Maryam bintu ‘Imran.” (HR. Ahmad, no. 2668).
Namun, siapa sangka bahwa beliau pernah mengeluh akan kerasnya menjalani kehidupan sebagai seorang istri, seehingga membuat hatinya bersedih. Mendapat gelar wanita tebaik tidak lantas menghapuskan fakta bahwa sosoknya tetaplah seorang manusia biasa, yang tidak lepas dari nafsu. Hal tersebut terdapat dalam sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Abu Harairah RA. :
Pada suatu hari masuklah Rasulullah SAW ke kediaman putrinya, Fatimah Az-zahra RA. Rasul mendapati putrinya sedang menggiling syair (gandum; sejenis padi-padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis. Rasulullah SAW bertanya pada putrinya, “Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fatimah?, semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis”.
Fatimah RA. menjawab, “Wahai ayahku, penggilingan batu ini dan berbagai pekerjaan rumah tanggalah yang menyebabkan aku menangis”. Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi putrinya.
Fatimah RA. melanjutkan perkataannya, “Ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta Ali (Imam ali, suami dari Fatimah RA) mencarikan ananda seorang jariyah untuk membantuku menggiling gandum dan pekerjaan di rumah lainnya”.
Mendengar perkataan putrinya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya mengucapkan “Bismillaahirrahmaanirrahiim”. Seketika penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT.
Kemudian Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk putrinya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.
Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut, “berhentilah berputar dengan izin Allah SWT”, maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang Maha Kuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata.
Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, “ya Rasulullah, demi Allah Tuhan yang telah mengutusmu menjadi Nabi Dan Rasul pembawa kebenaran, andaikata baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya.
Dan sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”(Qs.At-Tahrim:6).
Maka hamba takut ya Rasulullah, kalau kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, “bergembiralah engkau, karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fatimah az-zahra di dalam surga”. Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita tersebut, lalu diamlah ia.
Setelah itu giliran Rasulullah SAW bersabda kepada putrinya, ” Wahai Fatimah, jika Allah SWT menghendaki, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya beberapa derajatmu”.
Beliau lalu melanjutkan nasihat-nasihatnya :
Ya Fatimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah SWT pasti menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan, melebur kesalahannya, dan mengangkatnya satu derajat.
Ya Fatimah, perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya, maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.
Ya Fatimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka, maka Allah SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.
Ya Fatimah, perempuan mana yang menghalangi kebutuhan tetangga-tetangganya, maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.
Ya Fatimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridha denganmu, maka akupun tidak akan mendo’akanmu. Ketahuilah wahai Fatimah, bahwa ridha suami merupakan bagian dari ridha Allah SWT dan kemarahannya itu juga bagian dari kemarahan Allah SWT.
Ya Fatimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka para malaikat memohonkan ampun baginya, dan Allah SWT akan mencatatkan baginya setiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejelekan.
Apabila perempuan itu mulai sakit karena hendak melahirkan, maka Allah SWT menetapkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah .
Apabila ia melahirkan kandungannya, maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapati kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman surga, dan Allah SWT akan memberikan padanya pahala seribu ibadah haji dan umrah, serta seribu malaikat yang beristighfar untuknya hingga hari kiamat.
Ya Fatimah, perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar, maka Allah SWT akan mengampuni semua dosa-dosanya dan dihari kiamat Allah SWT akan memakaikannya pakaian yang hijau, dan ditetapkan baginya setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan, dan Allah memberikan karunia untuknya seribu pahala ibadah haji dan umrah.
Ya Fatimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT akan memandangnya dengan pandangan kasih sayang.
Ya Fatimah, perempuan mana yang menghamparkan alas tidur atau tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), “teruskanlah ‘amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang”.
Ya Fatimah, perempuan mana yang meminyaki rambut suaminya dan jenggotnya, mencukur kumisnya, serta menggunting kukunya, maka Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai surga, dan Allah SWT akan meringankan sakaratul maut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman surga, serta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas As Shirat (titian)”.
Demikianlah beberapa wasiat yang pernah disampaikan Rasulullah SAW kepada putri kesayangannya. Mengetahui hal tersebut tentu sudah seharusnya bahwa pesan tersebut sesungguhnya tidak dikhususkan hanya kepada Fatimah, melainkan juga untuk muslimah di seluruh dunia. Tidak ada nasihat yang lebih berarti jika dibandingkan degan apa yang telah disampaikan oleh Rasul Muhammad SAW.
Semoga melalui sepenggal kisah Fatimah dan Gilingan Gandum di atas dapat mengambil pelajaran yang ada, dan menerapkan pada setiap sendi kehidupan kita. Allahumma Aamiin..