Bacaan Tahmid — Bacaan Tahmid dan prakteknya sangat dianjurkan untuk dibaca setiap hari sebagai ungkapan rasa syukur, misalnya ketika melihat tulisan Arab Muhammad yang indah atau juga sebagai mengagungkan kebesaran Allah. Kita perlu membaca kalimat dzikir setiap saat agar selalu mengingat nama Allah dimanapun berada.
Kita tidak perlu selalu mengungkapkannya melalui ucapan, namun juga bisa diucapkan dalam hati agar selalu dekat kepada Allah. Hal ini perlu dilakukan agar kita senantiasa mendapatkan perlindungan Allah dimanapun berada serta bisa mendapatkan petunjuk dan hidayah dari-Nya.
Bacaan Tahmid adalah…
Kalimat Tahmid adalah lafadz Alhamdulillah yang artinya “Segala puji bagi Allah” sebagai ungkapan rasa syukur yang tak terhingga. Hal ini karena Allah juga selalu melimpahkan rizki, rahmat dan karunia yang tak terhingga kepada semua hambanya di alam semesta ini setiap saat.
Jika kita pandai bersyukur atau berterima kasih kepada Allah, maka segala kenikmatan akan ditambahkan dan jika kufur nikmat akan menerima adzab. Karena Allah sendiri yang menyatakan dalam firmannya melalui kitab suci Al Qur’an yaitu surat Ibrahim ayat 7.
“Sesungguhnya jika kamu pandai bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”
Tentu saja cara bersykur tersebut tidak hanya kita ungkapkan melalui ucapan Alhamdulillah saja, namun harus kita iringi dengan perbuatan yang baik. Allah akan melihat pada hati dan perbuatan seseorang sehingga ucapan syukur tidak ada artinya jika kita masih melakukan perbuatan dosa.
Hal yang pertama adalah menerima dengan rasa ikhlas dan sabar atas semua yang telah diberikan Allah kepada kita. Setelah itu dengan mengucapkan bacaan Tahmid yaitu kalimat Alhamdulillah dari dalam hati sebagai rasa syukur dengan memuji dan mengagungkan Allah.
Selanjutnya bentuk rasa syukur lainnya dengan meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah yaitu lebih khusyuk ketika menjalankan ibadah. Saat kita melaksanakan ibadah, tidak ada hal lain yang kita pikirkan kecuali mengingat Allah dan berusaha untuk menyentuh dari dalam hati.
Jika kita sudah bisa memperbaiki hubungan kepada Allah atau Hablumminallah dengan selalu mengucapkan kalimat dzikir dan ibadah yang khusyuk. Selanjutnya kita harus memperbaiki kualitas hubungan kita dengan sesama manusia atau Hablumminannas dengan kasih sayang.
Kita harus selalu berbuat baik kepada orang lain seperti menjaga mulut ketika berbicara agar jangan sampai mengeluarkan perkataan yang kasar. Kita harus berbicara dengan santun dan lemah lembut sesuai dengan contoh yang telah diajarkan Rosulullah kepada semua umatnya.
Berusaha untuk menjaga perkataan kita agar tidak sampai menyakiti orang lain dan jangan sampai mencela, menghujat ataupun membicarakan keburukan orang lain. Jika kita bisa berbuat baik kepada semua manusia, maka Allah akan melapangkan segala urusan kita didunia ini.
Bentuk lainnya dalam bersyukur adalah menyisihkan sebagian rizqi dari Allah untuk diberikan kepada orang yang membutuhkan. Bagaimanapun terdapat rizqi orang lain yang dititipkan Allah kepada kita sehingga perlu memberikannya kepada orang yang memang berhak menerimanya.
Hal ini karena Allah sudah menagih rizqi yang kita peroleh dalam firmanNya yang terdapat dalam surat Ad Dhariyat ayat 19. “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapatkan bagian”.
Dari ayat tersebut kita bisa melakukan introspeksi diri bahwa bersyukur hanya dengan mengucapkan bacaan tahmid saja tidak cukup. Tentu saja harus ada output yang menjadi bukti kepada Allah bahwa kita memang benar-benar bersyukur atas nikmat dan rizqi yang telah diberi.
Allah juga menagih dalam ayat lain yaitu surat Al Baqarah ayat 267 artinya: “Hai orang-orang yang beriman, keluarkanlah/nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu”.
Masih banyak ayat lainnya yang berhubungan dengan ungkapan rasa syukur dan sebagai umat Muslim, sebaiknya kita peka untuk merespon ayat tersebut. Pada salah satu ayat, Allah memberikan teguran kepada umat Muslim yang mau bersyukur namun tetap mendapatkan adzab.
Ayat tersebut terdapat pada surat An Nisa’ ayat 147 artinya: “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah maha mensyukuri lagi maha mengetahui”
Dalam ayat ini memang menceritakan tentang pertanyaan mengapa Allah akan menyiksa orang yang bersyukur dan beriman. Hal ini sebuah perkara penting untuk kita teliti dan mempelajarinya serta mencari ayat sebelum dan sesudahnya yang memiliki kaitan dengan maksud ayat tersebut.
Jika kita tadabburi ayat tersebut, maka akan menemukan kalimat sebelumnya yaitu ayat 145 yang membicarakan tentang orang munafik. Kita semua tahu bahwa sifat munafik adalah orang yang berbicara hanya melalui mulut saja, namun hatinya mengingkari apa yang dikatakannya itu.
Sementara pada ayat selanjutnya surat An Nisa 148 berfirman ”Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah maha pendengar lagi maha mengetahui”.
Sepertinya Allah menginginkan para hambanya untuk mempelajari tentang kata bersyukur dan beriman dengan lebih teliti. Mungkin hal ini adalah teguran bahwa para hambanya bersyukur dangan bacaan tahmid melalui ucapan saja tanpa melakukan praktek dalam bersyukur.
Hal ini karena banyak sekali orang yang buta ketika melihat orang lain yang miskin dan perlu dibantu dari sebagian rizqi yang kita miliki. Selain itu telinga kita juga tuli ketika mendengar rintihan orang lain yang sedang lapar atau butuh bantuan dan kita hanya membiarkannya saja.
Dalam hal ini Allah juga menyebutkan firmannya dalam surat At Taubah ayat 34-35 yang artinya “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya dijalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih” (34).
“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari yang kamu simpan itu” (35)
Dari petikan ayat-ayat tersebut, tentunya kita bisa mendapatkan pelajaran bahwa cara bersyukur yang baik adalah dengan menafkahkan harta dijalan Allah. Hendaknya kita bisa menyeimbangkan akhlak pribadi antara hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia.
Jika kita hanya fokus pada ibadah saja, maka untuk apa kita hidup didunia ini dan dijadikan sebagai kholifah di alam semesta ini. Kholifah adalah amanat yang diberikan oleh Allah pada setiap manusia untuk mengelola alam semesta sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Kita tidak perlu menjadi pejabat pemerintah atau apapun, kita bisa menjadi kholifah dalam keluarga, tingkat RT atau kelurahan. Semua itu tergantung dari kemampuan kita untuk berbuat kebaikan di alam semesta ini dan mensyukuri segala kemampuan yang diberikan Allah SWT.
Perlu diingat sahabat Kartun Muslimah, kiranya tidak seimbang jika kita hanya bersyukur dengan menyebut bacaan Tahmid atau kalimat Alhamdulillah saja tanpa diimbangi dengan tingkah laku yang baik. Pada dasarnya, masih banyak orang yang menanti pertolongan kita sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.