Mariam Al-Ijliya. Sahabat Kartun Muslimah, apa yang terpikirkan dalam benak kita ketika mendengar kata sejarah? Sejarah adalah sebuah perjalanan yang akan membawa Anda kembali ke ribuan tahun yang lalu. Salah satu sejarah kebangkitan Islam yang disebut dengan keemasan adalah Renaissance. Pada tahun ini, periode budaya dan intelektual pertumbuhan dan aktivitas di berbagai bidang ilmu di dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Sebenarnya, Islam adalah faktor pendorong paling signifikan bagi umat Islam untuk tertarik pada ilmu pengetahuan. Misalnya, umat Islam tertarik pada matematika, fisika, astronomi, sains dan lainnya. Hal tersebut sebenarnya sudah tertera dalam alquran dengan misi “Imaratal’ardh” yang dinyatakan dalam qur’an.
Ayat-ayat Al-Qur’an Suci mendorong umat Islam untuk mengenali kebesaran Allah. Muslim mulai mencari dan mengembangkan ilmu yang berbeda. Karena itu, ada banyak peserta didik, peneliti, cendekiawan, penemu dan ilmuwan di Zaman Emas. Salah satu kebanggaan pada masa itu adalah adanya seorang wanita pertama yang menemukan ilmu astrolabe.
Mariam Al-Ijliya, Muslimah & Astrolable
Mariam AL-Ijli Al-Astrulabi adalah wanita yang hidup di abad ke-10. Ia adalah seorang Ilmuwan dan Sarjana Muslim dari Zaman Renaissance Islam yang disebut wanita muslim genius dan mendapat julukan Mariam Al Astrulabi. Mariam terkenal karena kepandaiannya dalam menemukan ilmu ruang dan astronomi.
Mariam Al-Astrulabi adalah seorang ilmuwan Muslim yang lahir di Suriah pada abad ke-10 yang terkenal karena mengembangkan astrolabe. Astrolab sendiri adalah perangkat navigasi yang digunakan untuk menemukan dan memprediksi posisi matahari, bintang dan lain-lainnya untuk menentukan garis lintang menggunakan waktu lokal dan sebaliknya.
Ayah Mariam Al-Astrulabi bekerja untuk pembuat Astrolabe yang terkenal di Baghdad. Mariam belajar seni dari ayahnya. Kecerdasan dan kejeniusnya dalam membuat desain astrolabe lebih unggul dari yang lain sehingga membuat ia terkenal. Astrolabes yang dirancangnya lebih rumit dan inovatif sehingga lebih berguna.
Mariam, putri dari Kushiar Al Jili Al Asturlabi, ayahnya adalah seorang pembuat astrolab dan salah satu astronom terpenting di Aleppo, Baghdad. Mariam memiliki minat yang tinggi dalam ilmu astronomi.
Semenjak kecil ia membantu ayahnya memelihara dan memperbaiki astrolab, sehingga ia tertarik pada pembuatan instrument astronomi. Selama periode 944 – 967 M ketika Mariam bekerja dalam ilmu ruang angkasa di istana kerajaan Saif Al-Dawlah, ia kemudian menciptakan astrolab yang canggih. Dia juga mengembangkan mesin dan satelit canggih.
Atrolabe dapat digunakan untuk menentukan waktu selama siang malam, menemukan waktu sebuah peristiwa langit seperti matahari terbit, matahari mengatur, senja, dan berguna untuk mengukur ketinggian menara atau kedalaman sumur.
Astrolabe adalah kata Yunani yang berarti ‘Star-taker’. Astrolab pertama dirancang oleh para ilmuwan Yunani sekitar 150 SM. Itu semacam kalkulator analog yang memiliki kemampuan untuk memecahkan beberapa masalah astronomi. Astrolab dasar ini terus digunakan sampai generasi ilmuwan Muslim emas mengembangkannya lebih lanjut.
Astrolab menjadi penting dan populer di era Muslim karena dapat digunakan untuk mengetahui waktu matahari terbit, matahari terbenam dan waktu shalat. Astrolabe juga dapat digunakan untuk menemukan arah Mekkah dari arah mana saja di dunia sekaligus arah kiblat
Mariam Al-Astrulabi adalah ilmuwan wanita yang memiliki kontribusi signifikan di bidangnya. Menjadi seorang wanita yang hidup di dalam masyarakat Islam dengan pekerjaan dan usahanya di bidang ilmu pengetahuan memberikan manfaat yang sangat berarti bagi kehidupan manusia saat ini.
Mariam adalah salah wanita muslim pertama yang membuat versi astrolab semakin canggih. Dari Mariam kita belajar mengenai sejarah bahwasannya Islam telah banyak memberi kontribusi besar bagi kehidupan manusia di dunia ini.
Tentu masih banyak muslimah lain yang turut berkontribusi di dalam peradaban Islam, sebut saja Fatima Al Fihri, tentu kisah beliau sangat disayangkan jika dilewatkan.