Kesempurnaan Akhlak Rasul SAW – Akhlak berkaitan dengan tingkah laku atau perbuatan seseorang, yang dapat disebabkan oleh faktor alamiah –sudah ada sejak lahir, atau biasa disebut dengan watak dan karena kebiasaan atau latihan. Akhlak dibedakan menjadi dua macam, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela.
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan bagaimana akhlak yang dimiliki oleh seorang hamba. Sesuai yang terdapat dalam surat AL Hujurat ayat 13 “…. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu…”
Al-Qur’an dan As Sunnah sebagai Way of Life muslim telah menyebutkan mengenai kedudukan akhlak. Dengan demikian sudah jelas bahwa kita sebagai muslim harus senantiasa berlomba-lomba untuk berakhlakul karimah.
Konsep akhlak yang diatur dalam ajaran agama Islam mencakup seluruh ruang lingkup kehidupan manusia. Sehingga tidak terbatas hanya pada bagaimana seorang hamba berperilaku terhadap Tuhannya –Allah SWT, melainkan juga kepada manusia dengan sesamanya. Seperti firman Allah SWT dalam surat An-Nisaa ayat 36 yang artinya :
”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
Bukan menjadi hal sulit sebenarnya untuk bisa menjadi sosok muslim yang senantisa berperilaku demikian, sebab Allah telah menurunkan sosok teladan terbaik sepanjang masa bagi kita semua yaitu Nabi Muhammad Saw. hal tersebut dijelaskan sendiri oleh Nabi dalam satu riwayat Hadis Sahih: “Sesungguhya aku diutus untuk meyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR Bukhari).
Meneladani Rasulullah SAW. dapat dimaknai dengan berperilaku seperti apa yang dilakukan oleh beliau semasa hidupnya. Sehingga mempelajari hadits adalah kuncinya, karena yang dimaksud Hadits adalah segala ucapan dan perilaku Rasulullah SAW.
Berikut merupakan beberapa hadits yang menjelaskan mengenai masing-masing akhlak yang harus dimiliki oleh seorang muslim :
-
Akhlak kepada Allah SWT
Muslim berakhlakul karimah kepada Allah SWT. , mereka yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Yaitu dengan mereka yang senantiasa melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya, serta tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Abu Hurairah Abdur Rahman bin Sahr ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Apa yang kularang untuk kalian maka tinggalkanlah dan apa yang kuperintahkan kepada kalian, maka laksanakanlah sesuai dengan kemampuan kalian sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyaknya pertanyaan dan perselisihan terhadap para Nabi mereka.
(HR Bukhari Muslim)
Bentuk perwujudan seorang muslim terhadap apa yang telah diperintahkan Allah SWT. misalnya adalah dengan melaksanakan sholat fardhu dan berpuasa Ramadhan, seperti pada hadits berikut :
Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshari ra. menerangkan bahwa ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah saw, Ia berkata : Bagaimana pendapatmu, jika aku telah mengerjakan shalat maktubah (shalat fardhu lima waktu), berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal, dan mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahnya dengan suatu apa pun. Apakah aku bisa masuk surga? Beliau menjawab : YA. (HR. Muslim)
Setelah mengetahui hadits diatas, masih adakah yang enggan menjalankan perintah Allah SWT.? Terlebih lagi jika kemudian kita mampu untuk senantiasa menjaga amalan tersebut, maka semakin bertambahlah iman kita dan sempurnalah Islam dalam diri kita. InsyaAllah.
-
Akhlak terhadap sesama
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa keberadaan manusia yang lain. Manusia antara satu dengan yang lain pastilah saling memiliki ketergantungan. Sehingga perlu dibangun interaksi yang baik, demi terciptanya suatu tatanan yang baik pula dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagaimana Rasulullah SAW. yang tidak hanya dikenal sebagai ahli ibadah, melainkan juga karena perangainya yang baik dengan orang-orang disekitarnya. Misalnya saja sebagai upaya menciptakan berkehidupan rumah tangga yang haromonis, beliau menuturkan pentingnya diantara suami-istri untuk saling memenuhi masing-masing hak dan kewajibannya. Seperti dalam hadits berikut ini :
Akhlak terhadap istri
Dari Hakim bin Mu’awiyah dari bapaknya bahwa bapaknya berkata : wahai Rasulullah ! apakah hak seorang istri yang harus dipenuhi oleh suaminya ? maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : kamu memberi makan kepadanya jika kamu makan, dan kamu memberinya pakaian jika kamu berpakaian dan engakau tidak memukul mukanya, tidak menjelek-jelekkannya ( tidak berkata : semoga Allah memburukkan wajahmu ) dan tidak meninggalkannya kecuali dalam rumah. (HR. Abu Daud)
Akhlak terhadap suami
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya : wanita yang bagaimanakah yang paling baik ? maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : yang menyenangkannya (suaminya) jika ia memandangnya, taat kepadanya jika dia memerintahkan, dan dia tidak menyelisihinya dalam dirinya dan hartanya dengan sesuatu yang dibencinya. HR. Nasa’i.
Akhlak terhadap tetangga, tamu, dan orang lain
Kemudian mengenai bergaul orang disekitar kita juga tidak ketinggalan. Salah satunya sepeti yang terdapat dalam HR Bukhari dan Muslim bahwa barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menghormati tetangganya, dan memuliakan tamunya.
Selain itu dalam suatu hadis Rasulullah SAW menjelaskan, ”Janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling mendengki, dan janganlah kamu saling menjatuhkan. Dan, hendaklah kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara dan tidak boleh seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR Anas).
Yang tidak kalah penting dan lebih spesifik lagi adalah mengetahui apa yang menjadi kewajiban atas muslim yang lain seperti dalam hadits berikut :
Dari Abu Hurairah ra, bersabda Rasulullah SAW : “Hak orang muslim dengan muslim lainnya ada lima hal, yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, mengabulkan undangan dan mendoakan yang bersin.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Setiap akhlak baik yang coba kita lakukan kepada orang-orang disekitar kita, sebenarnya adalah sebuah manifestasi bagi diri kita sendiri. Karena sekecil apapun amal shaleh yang kita lakukan, pasti Allah mengatahuinya dan diberikan pula ganjaran oleh-Nya. Seperti yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW pernah bersabda :
Barang siapa yang membebaskan orang mukmin dari kesempitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari kesempitan di hari Kiamat.
Barang siapa yang memberi kemudahan orang yang mengalami kesulitan maka Allah akan memberi kemudahan kepadanya di dunia dan akhirat.
Barang siapa menutupi aib orang muslim maka Allah menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya.
Barang siapa yang meniti jalan untuk memperoleh ilmu, maka Allah akan memberikan kemudahan baginya jalan menuju surga. Tidak lah suatu kaum berkumpul di rumah Allah (masjid), membaca kitab Allah dan mempelajarinya, niscaya turun kepada mereka ketentraman, rahmat meliputi mereka, para malaikat berkerumun di sekelilingnya dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya.
Barang siapa amalnya selalu terlambat (kurang), maka nasabnya tidak akan dapat menyempurnakannya.(HR. Muslim). Sungguh janji Allah SWT. nyata adanya, maka marilah kita berusaha semaksimal mungkin untuk bisa meneladani sosok Rasulullah SAW. dalam keseharian kita. Wallahu a’lam bis-shawab.