Sebagai Negara yang memiliki hutan yang begitu kaya dan rindang, Indonesia pantas menjadi habitat atau tempat bagi banyak fauna. Indonesia tergolong Negara yang memiliki kekayaan dan keragaman fauna. Iklim tropis Indonesia juga merupakan salah satu faktor mengapa banyak fauna dapat bertahan di Indonesia. Kita dapat menyebutkan beragam fauna mulai dari hewan mamalia, reptil, dan burung-burung. Burung-burung di Indonesia tergolong sangat banyak jenisnya. Bahkan Indonesia memiliki jenis-jenis burung yang khas, atau burung-burung yang hanya hidup di hutan Indonesia.
Indonesia pantas menjadi habitat bagi berbagai fauna. Mulai dari hewan-hewan mamalia, berukuran kecil sampai besar, hewan-hewan reptile hingga spesies unggas termasuk burung. Burung merupakan salah satu spesies fauna yang banyak hidup di hutan-hutan Indonesia. Berbagai jenis burung saat ini masih amat mudah kita temui. Semuanya adalah kekayaan ekosistem alam Indonesia. Salah satu jenis burung yang merupakan asli Indonesia yaitu burung Beo.
Di habitatnya sendiri, burung beo memiliki peran sebagai penyebar biji yang dapat membantu dengan cara tidak langsung dari pertumbuhan tanaman serta pepohonan pada hutan basah. Keadaan seperti begitu menakjubkan untuk burung beo yang menjadi primadona pecinta burung mengenai kebolehan suaranya pada alam liar. Burung Beo juga punya peran atraktif pada pelestarian hutan sendiri.
Akan tetapi, burung beo yang terkenal dari peniruan suaranya yang bagus ini banyak menjadi korban pemburuan liar. Sehingga, pemerintah bisa menerapkan peraturan akan perlindungan hewan langka pada jenis burung beo. Khususnya burung beo jenis nias yang mencakup lebih 405 jenis burung yang harus tetap dijaga pelestariannya oleh pemerintah.
Jadi, apabila ada yang hendak memelihara burung ini harus memperoleh izin dari pemerintah. Burung beo ini dapat dijumpai di kebun binatang yang berperan dalam penjagaan hewan yang tergolong langka. Dengan pelestarian burung langka ini, diharapkan burung beo bisa berkembangbiak dengan baik. Dan jumlahnya juga akan semakin bertambah banyak dan lestari.
Meskipun sudah banyak orang yang mengetahui jenis burung Beo, namun pengethauannya sebatas bahwa burung Beo adalah burung yang bisa bicara. Burung Beo merupakan salah satu spesies burung, di mana jenis burung ini sudah umum diketahui bahwa, memang bisa menirukan suara manusia. Anda barangkali pernah melihat langsung bentuk burung Beo, atau bahkan menyaksikan burung ini berkicau seolah menirukan suara manusia atau suara-suara lain yang didengarnya?
Burung Beo memang tergolong burung yang sangat unik. Kiacauannya yang bisa menirukan suara-suara yang didengarnya menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang ingin memeliharanya. Meski demikikan, kita tidak bisa lho, semabarang memeliharanya. Dikarenakan, burung Beo saat ini tergolong burung yang populasinya semakin langka. Sehingga perlu upaya penangkaran atau konservasi.
Orang-orang yang memelihara burung Beo, ditelusuri ternyata melalui cara-cara illegal. Yaitu membeli melalui pemburu-pemburu yang memang mencari keuntungan dengan cara menagkap burung-burung yang memiliki nilai (harga) tinggi. Tidak menyadari bahwa perbuatan tertsebut sebenarnya melanggar. Karena sejatinya burng Beo merupakan hewan yang keberadaannya semakin langka, atau hampir mulai punah.
Burung Beo sudah begitu sangat familier di telinga masyarakat. Ketika mendengar ada seseorang yang menyebut burung Beo, kita pasti akan mengasosiasikannya bahwa burung Beo adalah burung yang bisa bicara atau menirukan suara manusia. Apakah pengertian burung Beo hanya sebatas itu? Tentu tidak.
Nah, dalam ulasan kali ini akan membahas burung Beo. Ulasan kali ini akan mendeskripsikan mulai dari nama atau istilah latin burung Beo, habitat burung Beo, populasi burung Beo, hingga hubungan burung Beo dengan manusia. Ulasan ini penting untuk menambah wawasan kita mengenai satu spesies burung yang bigitu akrab di telinga kita.
Burung Beo ternyata memiliki sebutan lain, yaitu burung mamiang, atau disebut juga tiong emas (Gracula), adalah sejenis burung anggota suku Sturnidae (jalak dan kerabatnya). Adapun wilayah persebaran alaminya yaitu berada mulai dari Sri Lanka, India, Himalaya, ke timur hingga Filipina, jawa hingga kepulauan sunda kecil juga merupakan wilayah di Indonesia yang juga termasuk daerah persebaran burung Beo. Untuk daerah populasi burung Beo, yaitu dapat ditemukan di dataran rendah hingga dataran tinggi lebih dari 2000 meter.
Lalu, apa sih keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki burung Beo, sehingga burung ini begitu sangat diburu dan orang-orang begitu sangat ingin memeliharanya?
Kepintaran Burung Beo
Burung beo tampak bisa berbicara layaknya manusia. Itulah sebabnya mengapa burung Beo dikatakan sebagai burung yang pintar. Namun bagaimana sesungguhnya cara burung Beo bersuara sehingga begitu sangat menyerupai suara yang diucapkan manusia? Sebenarnya burung Beo ini memiliki rahasia apa, sehingga dapat menirukan suara-suara di sekitarnya?
Uniknya suara yang dipunyai burung Beo dalam peniruan, terjadi dari bentuk lidah yang dimiliki Beo menyerupai bentuk manusia pada saat burung beo menggerakkan lidahnya ke arah belakang dan juga ke depan. Guna membentuk huruf vokal serta konsonan, yang manusia juga bisa melakukannya. Burung ini juga mempunyai kemampuan pergerakan lidahnya yang kurang dari satu milimeter yang bisa menimbulkan perbedaan besar. Karena kemampuan lebih yang dimilikinya ini, burung Beo banyak dipelihara oleh penggemar burung kicauan.
Sebagaimana spesies hewan lainnya yang memiliki beragam jenis, burung Beo pun beragam jenisnya. Terdapat banyak sekali jenis burung Beo. Barangkali anda pernah melihat salah satu di antara banyak jenis Beo. Berikut ini beberapa jenis burung Beo beserta karakteristiknya. Dari jenis yang menyebar pada seluruh wilayah Indonesia sendiri terdapat beberapa jenisnya. Antara lain adalah burung beo nias, medan, dan juga Beo lampung. Selain dari beberapa jenis burung Beo tersebut, masih ada beberapa jenis lagi, antara lain:
1. Burung Beo Nias (Gracula robusta)
Apakah anda pernah pergi ke Pulau Sumatera? Tepatnya ke daerah Nias. Di sana terdapat salah satu jenis burung Beo, yaitu burung Beo jenis Nias. Burung Beo Nias adalah hewan khas dari pulau Sumatera. Spesies ini dapat berbicara dengan cara mengulang perkataan manusia yang sudah didengarnya. Bagaimanakkah karakteristik burung Beo jenis Nias? Jika dilihat secara sekilas, mungkin penampakan burung Beo jenis Nias ini akan tampak sama saja dengan burung beo yang lainnya. Akan tetapi bagi Anda penggemar burung Beo tentu akan gampang membedakannya. Sebab tubuh burung Beo Nias tampak lebih besar dan lebih terlihat gagah.
Burung Beo Nias mempunyai nama latin yaitu Gracula religiosa robusta atau Gracula robusta. Yang mana burung ini hidup dengan cara berkelompok ataupun berpasangan ini hanya dapat di Pulau Nias serta sekitarnya. Penyebaran burung Beo Nias di antaranya meliputi Pulau Bali, Pulau Simo, Pulau Tuangku serta Pulau Bangkaru.
Pada umumnya burung Beo Nias menjadikan sarang mereka di batang pohon tinggi yang berdiri tegak dengan melubanginya. Bersama dengan kelompoknya, Burung Beo Nias ini juga sangat suka tinggal di alam yang terbuka. Pada saat berkembangbiak ia punya musim bertelur, antara lain antara bulan Desember sampai dengan bulan Mei.
Pada umumnya pohon-pohon yang sudah lapuk atau batang pohon tinggi yang masih berdiri tegak, dijadikan sebagai tempat yang nyaman dipilih oleh para betina yang sedang ingin bertelur. Biasanya betina burung beo yang mulai punah populasinya akan menelurkan 2 sampai dengan 3 butir telur.
Adapun beberapa ciri atau karakteristik dari burung Beo Nias antara lain, yaitu di antaranya pada bagian kepala terdapat bulu-bulu yang pendek. Pada sepanjang cuping telinga menyatu pada belakang kepala yang bentuknya gelambir. Mirip dengan cengger ayam yang ada di telinga dan warnanya kuning mencolok.
Pada bagian sisi kepala dari burung Beo Nias ada sepasang pial yang warnanya kuning. Bagian iris matanya punya warna coklat gelap. Paruhnya besar dan runcing dan punya warna kuning oranye. Pada bagian tubuhnya, tertutup bulu yang berwarna hitam pekat, namun di ujung sayap bulunya berwarna putih. Di bagian kedua kakinya warnanya kuning serta punya jari kaki yang jumlahnya empat. Tiga jari yang menghadap ke depan serta jari lainnya menghadap ke arah belakang.
Di habitatnya, makanan yang begitu disukai oleh jenis Beo Nias ini merupakan buah-buahan, biji-bijian, dan gemar makan serangga. Musim berkembangbiak jenis burung Beo ini, yakni antara bulan Desember sampai dengan bulan Mei. Pada umumnya, pohon-pohon yang telah lapuk ataupun batang pohon tinggi yang masih berdiri tegak, jadi tempat paling nyaman dipilih oleh para betina yang akan bertelur atau berkembang.
Pada umumnya betina burung beo yang populasinya mulai punah akan menelurkan 2 sampai 3 butir telur. Kemudian mereka akan mengerami telur yang warnanya biru muda dengan terdapat bercak coklat dan ungu muda. Kemudian ukuran telur yang kurang lebih 26-37 mm ini lamanya kurang lebih tiga minggu.
2. Burung Beo Jawa
Jenis burung Beo selanjutnya yaitu Beo jawa. Jenis burung Beo ini merupakan burung beo asli pulau Jawa dan Sumatera. Untuk bentuk fisiknya, antara burung Beo Nias dan burung Beo Jawa mirip sekali. Perbedaannya yaitu terletak pada ukurannya. Ukuran tubuh burung Beo jenis Nias ini lebih besar jika dibandingkan ukuran tubuh burung Beo jenis Jawa ataupun Sumatera.
Selain itu juga burung Beo jenis Jawa memiliki jawer yang memang cukup berbeda. Burung beo jantan atau burung Beo betina sama-sama mempunyai kemampuan untuk dapat dilatih bicara. Apalagi jika burung Beo yang dilatih itu diperoleh dari anakan yang masih lolohan. Maka naluri mereka akan semakin cepat menguasai kalimat demi kalimat yang sering diucapkan pemiliknya. Dan apa saja yang didengar mereka pada lingkungan sekitarnya. Dalam hal melatih, melatih burung beo yang telah dewasa atau burung Beo tangkapan hutan pasti akan perlu waktu yang sangat lama sebelum mereka telah dapat beradaptasi dengan manusia serta lingkungan yang ada disekitarnya.
Adapun karakteristiknya, jenis burung Beo jawa, dari segi penampilannya cukup mirip dengan burung Beo Nias. Akan tetapi, ukuran tubuh burng Beo jawa lebih kecil. Panjang tubuh dari burung Beo Jawa, jika diukur dari ujung paruh sampai dengan pangkal ekor rata-rata panjangnya yaitu 29 hingga 30 cm. Kemudian burng Beo Nias dapat mencapai panjang sekitar 36 cm. Tak hanya itu saja, jawer pada burng beo jawa juga berbeda dengan burung beo nias. Jawer ialah seperti jengger.
Demikianlah beberapa jenis-jenis beserta karakteristik burung Beo yang banyak terdapat di Indonesia. Sebagaimana sudah sedikit disinggung di atas, bahwa burung Beo merupakan salah satu dari sedikit binatang yang dianggap sebagai ahli peniru suara. Kemampuan mereka dalam menirukan suara memang disebut-sebut lebih unggul dibanding burung lain. Lalu bagaimana burung Beo memiliki kemampuan menirukan sura manusia atau suara-suara yang didengarnya? Mengapa suara burung berbeda dengan suara burung jenis lainnya?
Rahasia Mengapa Burung Beo Bisa Menirukan Suara
Cara burung Beo menirukan suara manusia atau suara-suara yang didengarnya, dapat dijelaskan berdasar penelitian Para ilmuwan. Ditemukan rahasia di balik kemampuan burung beo yang lihai menirukan suara manusia. Menurut para ahli, semua ini disebabkan oleh struktur otak burung beo yang berbeda dengan otak burung penyanyi lain. Temuan ini disebut-sebut sebagai satu penemuan yang akan membuka jalan besar untuk studi tentang burung beo dalam memahami bagaimana mereka memproses informasi dan menyalin suara manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan Dr Mukta Chakraborty dari Duke University yang dilansir Telegraph edisi Juni 2015.
Pemaparan lebih rinci mengenai rahasia kemampuan burung Beo dalam menirukan suara juga termuat di dalam suatu jurnal. Sebuah studi yang terbit di jurnal PLOS ONE menemukan bahwa otak burung beo memiliki struktur berbeda dibanding burung penyanyi lain, misalnya burung kolibri. Selain memiliki bagian otak yang mampu mengendalikan pembelajaran vokal bernama core, burung beo juga memiliki sesuatu yang dinamai “cangkang” atau cincin luar juga untuk pembelajaran suara. “Cangkang” milik burung beo berukuran relatif besar, dan inilah yang membuat beo bisa menirukan suara manusia.
Dalam studi ini para ilmuwan memeriksa otak delapan spesies burung nuri, termasuk Conure, cockatiel, lovebirds, dua spesies burung kakatua Amazon, macaw biru dan emas, seekor kea, dan burung beo Afrika. Para ahli kemudian mencari penanda gen spesifik pada burung dan manusia yang digunkanan untuk mempelajari lagu. Mereka membandingkan pola ekspresi gen pada otak ke-8 burung dengan penelurusan saraf. Diasumsikan bahwa daerah di sekitar inti otak tidak ada hubungannya dengan pembelajaran vokal tetapi temuan ini mendukung hipotesis tim bahwa manusia dan hewan peniru suara mampu mempelajari lagu karena duplikasi jalur otak.
Ini karena sebagian besar wilayah otak untuk mempelajari suara pada burung terselip di daerah yang juga mengontrol gerakan dan daerah ini menunjukkan beberapa pola khusus ekspresi gen. Ini mungkin menjelaskan mengapa beberapa burung beo juga dapat belajar menari dengan musik. “Dibutuhkan kekuatan otak yang signifikan untuk memproses informasi pendengaran dan menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk meniru suara spesies lain,” imbuh Dr Chakraborty.
Keberadaan suatu jenis habitat memiliki fungsi sebagai penyeimbang ekosistem kehidupan. Namun yang amat disayangkan adalah manusia sering tidak memperhatikan keberlangsungan hidup suatu fauna. Pemanfaatan tidak diimbangi dengan upaya melestarikan. Perburuan burung Beo dan perusakan habitat menyebabkan penurunan jumlah burung pada beberapa jenis hingga ke tingkat terancam; perusakan habitat karena penebangan hutan sekarang merupakan ancaman utama bagi kelestarian berbagai fauna yang tinggal di pohon-pohon di hutan-hutan, termasuk habitat burung Beo.
Sebagai informasi tambahan, bahwa terdapat satu jenis burung Beo yang sangat terkkenal di dunia yaitu yang dikenal African-Grey. Karakteristik warnanya memang tidak semenarik burung beo jenis lain, tetapi African-Grey adalah pembicara paling ulung. Ia dapat berbicara ratusan kata dan kosakata, serta memahami artinya.
Lebih hebat lagi, African-Grey dapat mengenali warna, bentuk, angka, dan ukuran. Seekor African-Grey yang terlatih benar-benar bisa diajak bicara seperti anak-anak. Ia bisa bertanya dan menjawab pertanyaan, seperti yang pernah dilakukan Alex Parrot sebelum kematiannya pada tahun 2007. Dengan kemampuannya yang luar biasa, tidak mengherankan kalau African-Grey adalah beo paling terkenal di dunia.