Jaga Kehormatanmu seperti Maryam

 

https://i.pinimg.com/

Maryam, Teladan Menjaga Kehormatan – Namanya disebut oleh Rasulullah sebagai salah satu perempuan terbaik sepanjang masa. Dan lebih dari itu, namanya juga diabadikan menjadi salah satu surat didalam Al-Qur’an semakin meenguatkan bukti bahwa dirinya memang sosok istimewa pilihan Allah SWT.

Dialah Siti Maryam. Sebuah nama yang begitu indah, pemberian sang ibu yang berarti “wanita ahli ibadah”. Sesuai dengan  firman-Nya dalam QS.Ali Imran ayat 36 ,yang artinya :

“Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”

Wanita yang istimewa itu berasal dari keluarga Imran yang diberkahi Allah. Keluarganya dari kalangan sholeh di Nazareth sebuah tempat di utara Israel. Ayahnya bernama Ali Imram bin Yasim seorang imam di Masjidil Aqsha dan ibunya bernama Hannah binti Yaqudz. Allah mengabadikan kisah ini di dalam Al Qur’an surah Ali Imran.

Lebih spesifik lagi Allah menyebut keutamaan keluarga Imran dalam QS. Ali Imran ayat 33, yang artinya :
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (dimasanya)”.

Dalam menjalani kehidupannya, Maryam tidak bisa menghabiskan waktu bersama keluarga penuh keberkahan itu dalam waktu yang lama. Ketika menginjak  usia lima tahun, sebagai bentuk penuanaian nadzar sang ibu, Maryam diserahkan ke haikal (rumah Allah). Peristiwa tersebut merupakan pertama kalinya sekaligus yang terakhir, seorang wanita menjadi pelayan yang berkhidmat di haikal.

Selama di haikal Maryam dirawat oleh Nabi Zakariya yang merupakan pamannya. Mariyam tumbuh menjadi gadis suci di Baitul Maqdis. Hari-harinya diisi dengan senantiasa beribadah dan berdzikir mengagungkan kekuasaan Allah. Jarang sekali ia meninggalkan tempatnya. Terkadang Zakaria mengunjunginya di mihrab. Beberapa kali Zakaria mendapati sesuatu yang mencengangkan terjadi pada Maryam.

Saat itu musim panas tetapi Nabi Zakaria menemui di tempat Maryam buah-buahan musim dingin, dan pada kesempatan yang lain ia menemui buah-buahan musim panas sedangkan saat itu musim dingin. Zakaria bertanya kepada Maryam: “Darimana datangnya rezeki ini?” Maryam menjawab: “Bahwa itu berasal dari Allah SWT. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab “. Peristiwa itu tercantum dalam kitab suci Al Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 37.

Maryam juga tidak sembarangan bergaul dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Ia menjauhi godaan laki-laki dan tidak pula menggoda mereka. Baik lelaki maupun perempuan sebenarnya sama saja, mereka diciptakan memiliki nafsu. Sehingga, untuk saling tertarik satu sama lain adalah hal yang sangat wajar. Namun yang berbeda adalah bagaimana laki-laki atau perempuan itu dapat menjaga diri dari perbuatan yang dilarang oleh Allah. Begitu kiranya yang dilakukan oleh Maryam.

Untuk membuktikan hal itu, Allah juga menguji Maryam. Suatu ketika Jibril diutus mendatangi Maryam dalam fisik laki-laki yang sempurna. Namun Maryam tetap menjaga dirinya. Seperti yang dikisahkan oleh Allah SWT dalam QS. Maryam ayat 17-18 :

فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا. قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا

Artinya : “Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”.

Bagaimana respon Maryam? Ia tidak terkecoh sama sekali, justru memohon perlindungan kepada Allah dan meminta laki-laki tersebut menjauh. Hingga akhirnya sosok lelaki itu  mengatakan :

قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا

Ia (jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”. (QS. Maryam: 19).

Barulah Maryam menyadari ternyata lelaki itu adalah malaikat yang Allah utus untuk menemuinya. Ditambah perkataan Jibril membuatnya semakin terkejut dan kebingungan. Kemudian Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!” (QS.Maryam: 20)

Mendengar ucapan Maryam, Jibril berkata: “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.” (QS.Maryam: 21)

Maka Allah SWT menunjukkan kebesaranNya. Setelah beberpa saat lamanya, Maryam pun  mengandung dan memilih untuk kembali pulang ke Jerusalem. Tentu dengan keadaan seperti itu memunculkan fitnah dari kalangan masyarakat . Keimanan dan ketaqwaan  Maryam kembali diuji.

Mereka mencaci-maki, menuduhnya seorang pezina. Lalu berbekal  petunjuk Allah, Maryam pergi ke arah timur menuju satu tempat yang jauh. “Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.” (QS. Maryam:22)

Bethlahem, sebuah kota di Tepi Barat Palestina (kini), menjadi saksi bagaimana Maryam menghadapi proses kelahiran  dengan penuh kesakitan. “Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”. (QS.Maryam: 23)

Namun, Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tidak mengabaikan Maryam. Dia kemudian kembali mengutus Jibril. “Maka menyerulah dia (Jibril) kepadanya dari tempat yang rendah: “Janganlah kau bersedih hati. sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan di dekatmu sebuah anak sungai” (untuk diminum)”. (QS.Maryam: 24)

Dilanjutkan dengan QS.Maryam ayat  25  dan 26:

“Dan goyanglah pangkal pokok korma itu ke arahmu. niscaya pokok korma itu akan menggugurkan kepadamu korma yang masak ranum”.

“Maka makanlah dan minumlah dan senangkanlah hatimu. Maka jika engkau melihat ada seorang anak manusia, katakanlah:” Sesungguhnya aku telah bernazar di hadapan Tuhan Yang Maha Pengasih, maka sekali-kali tidaklah aku bercakap-cakap, sejak hari ini dengan seorang manusia pun”.

Tidak lama kemudian lahirlah, Isa putra Maryam. Sosok hamba Allah yang dianugerahi Injil dan berbagai mukjizat seperti yang biasanya diberikan Allah kepada seorang nabi. Segala karunia Allah yang luar biasa itu membuat Maryam kembali tersenyum. Namun cobaan memang tidak pernah berhenti.

Hujatan masyarakat semakin menjadi-jadi. Meski demikian tidak menyurutkan ketegaran dan iman Maryam. Allah menolongnya dengan menjadikan bayi itu bisa berbicara, menghapuskan segala hinaan yang pernah dilontarkan. Semua kisah itu terpatri dalam Al Qur’an surat Maryam.

Melihat bagaimana Maryam mampu menjadi sosok perempuan yang demikian tangguh dan beriman, Allah Ta’ala  memujinya dalam firman-Nya surat Al-Maidah ayat 75, yang artinya : “Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar…”

Sedikit potongan kisah Maryam di atas semestinyaa dapat menjadi teladan bagi seluruh muslimah di dunia, terutama bagaimana menjadi sosok perempuan yang mampu menjaga kehormatannya. Seperti yang kita ketahui bahwa sperkembangan zaman saat ini nampaknya banyak menjadikan perempuan menjadi sosok yang tidak memperhatikan hal tersebut. Cenderung terjerumus dalam lubang maksiat dan jauh dari Allah. Na’udzubillahi mindzalik.

Galeri untuk Jaga Kehormatanmu seperti Maryam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *