Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf

Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf

Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf. Lewat rahimnya lah Muhammad dilahirkan, perjuangannya mulai dari mengandung hingga melahirkan, lalu membesarkan Muhammad tak bisa kita lupakan begitu begitu saja dalam  membahas syirah nabawiyah. Dialah Aminah binti Wahab, seorang wanita terhormat dari Suku Quraisy [tepatnya Bani Zuhrah].

Saudariku kartun muslimah, dia adalah ibu dari Rasulullah Muhammad yang selama hidupnya [semasa muda hingga wafatnya] memang terjaga dari perbuatan-perbuatan buruk dan kemaksiatan; tidak sebagaimana yang dilakukan oleh para wanita pada umumnya dikalangan Quraisy Jahiliyah yang menjadi biduanita.

Hampir tidak diketahui seperti apa kecantikan fisik Aminah, sebab memang beliau tidak pernah menjajakan dirinya kepada lelaki hidung belang. Yang pasti, kecantikan Aminah bukan hanya sebatas kecantikan lahiriah saja, tapi juga kecantikan batiniah yang terlindungi.

Menjaga kesucian bagi Aminah adalah sebuah prinsip. Maka tak heran jika Aminah memang lah orang yang suci yang tak pernah tersentuh oleh lekaki manapun kecuali suami sahnya kelak. Mungkin karena itulah Aminah dipilih oleh Allah sebagai tempat penyimpanan benih Muhammad.

Hal ini tergambar dari sabda Rasulullah dalam suatu hadisnya, “Allah emmindahkan aku dari tulang sulbi yang baik ke dalam rahim yang suci dan terpelihara. Tiap tulang rusuk sulbi itubercabang menjadi dua, dan aku berada di dalam yang terbaik diantara keduanya.” [Hadis diriwayatkan Al-Hakim].

Nasab Aminah Ummun Nabiy

Aminah binti Wahab dikenal juga dengan Aminah Ummun Nabiy, karena memang dialah yang melahirkan Muhamad, yang menjadi ibu Rasulullah. Terkait dengan nasabnya, Aminah adalah keturunan asli suku Quraisy Makkah yang nasabnya sampai kepada Qushai bin Kilab, dan dari Qushai inilah pertemuan nasab Aminah dengan Abdullah bin Abdul Muthalib.

Kurang lebih nasab Aminah dapat dituliskan sebagai berikut; dari sisi ayah yakni Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Sedangkan dari sisi ibunya yakni; Aminah binti Barrah binti Abdul Uzza bin Usman bin Abdul Dar bin Qushai bin Kilab.

Nasab-nasab diatas selama itu memang terkenal dengan kemuliannya dikalangan suku Arab. Terhormat dan terjaga kehormatannya dari perbuatan krburukan. Hal ini dikatakan oleh Rasulullah dalam sabdanya, “Allah telah memilihku dari kinanah, dan memilih kinanah dari Suku Quraisy bangsa Arab. Aku berasal dari keturunan orang-orang baik, dan dari orang-orang yang baik [maksudnya ayah dan ibunya].” [Diriwayatkan oleh Ibnu Majah].

Hal ini setidaknya menjadi ‘pukulan’ bagi orang-orang yang akhir-akhir ini selalu menyebarkan pandangannya bahwa orangtua Rasulullah adalah penghuni neraka. Padahal kita tahu sendiri, berdasarkan hadis diatas, bahwa ayah-ibu Rasulullah adalah orang-orang pilihan yang tak pernah melakukan penyembahan berhala dan tak pernah berbuat kemaksiatan, lagi pula keduanya hidup dalam masa fatroh (masa sebelum adanya kerasulan).

Pernikahan Aminah dan Abdullah

Setelah terjadinya peristiwa penyembelihan 100 ekor unta milik Muthalib untuk menebus nazarnya [Abdul Muthalib bernazar jika punya 10 anak maka satu diantaranya akan dikorbankan, ternyata nama Abdullah yang keluar dalam pengundian, namun Abdul Muthalib menggantinya dengan 100 ekor unta].

Maka, Abdul Muthalib membawakan satu ekor unta tadi yang sudah di sembelih kepada Wahab [ayah Aminah] untuk melamar anak gadisnya itu untuk Abdullah. Dan Wahab menerima lamaran itu, sebab dia merasa bahwa anak gadisnya sudah beranjak dewasa dan sudah saatnya yang tepat untuk menjalani pernikahan.

[Perlu kita ketahui, bahwa sebenarnya Aminah bukanlah wanita pertama yang dilamarkan dengan Abdullah. Sebab banyak wanita yang awalnya sudah dilamarkan dengan Abdullah tapi ujung-ujungnya batal. Diantaranya, Ruqaiyah binti Naufal dan Laila Al-Adawiyah].

Sekitar satu tahun setelah itu, maka pernikahan keduanya digelar dengan acara yang meriah. Banyak orang yang berpendapat bahwa Aminah dan Abdullah memanglah pasangan yang serasi, Aminah memiliki wajah yang cantik dan Abdullah berwajah tampan. Tak heran jika banyak wanita dan lelaki lain yang merasa patah hati dari pernikahan keduanya.

Dari pernikahannya dengan Abdullah, akhirnya Aminah merasa dirinya diberkati oleh Tuhan dengan kehamilan. Aminah sedang mengandung janin Muhammad yang kelak menjadi Rasu Allah yang membawa ajaran Islam.

Namun, semasa kehamilannya masih berumur enam bulan, ternyata Abdullah wafat dan jadilah kandungan itu lahir dalam keadaan yatim. Ya, Muhammad menjadi yatim sejak dia masih dalam kandungan.

Namun, ada satu hikmah dari kematina ayahnya, yakni Muhammad kecil akan menjalani hidupnya dengan tanpa bergantung kepada orangtua. Allah menginginkan agar Muhammad hidup mandiri tanpa harus manja seperti anak lainnya. Dan Allah langsung yang memenuhi kebutuhan Muhammad dengan segala jalan yang Dia miliki.

Melahirkan Rasulullah Muhammad

Setelah pernikahannya dengan Abdullah, banyak orang yang menyaksikan bahwa dahi Aminah bercahaya. Dan menurut pendapat kalangan Syiah, hal itu disebabkan karena zat Muhammad yang tersimpan dalam sulbi Abdullah telah berpindah ke tubuh Aminah. Sehingga nampaklah suatu tanda yang ajaib yang tidak dimiliki oleh pasangan lain.

Selama masa kehamilannya Aminah selalu berpimpi didatangi oleh para nabi terdahulu, Mulai dari Adam, Ibrahim, Musa, Isa, dan lainnya mengabarkan dalam mimpi Aminah bahwa janin yang dikandungnya adalah zat Muhammad manusia paling mulia yang kelak akan menjadi Rasul terakhir.

Namun, mimpi itu bagi Aminah tak pernah dihiraukannya apalagi diambil pusing. Aminah hanya meminta perlindungan kepada Tuhan dan petunjuknya, sebab jika memang Tuhan berkehendak demikian, maka Aminah sangatlah senang, namun jika tidak maka hal itu bukanlah beban baginya.

Akhirnya, pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, Aminah melahirkan bayi yang dikandungnya selama itu. Bayi itu diberi nama Muhammad [nama asli yang diberikan oleh Abdul Muthalib adalah Ahmad] nama yang sangat indah yang belum pernah digunakan oleh orang-orang saat itu.

Dengan nama itu, terbesit suatu harapan dari Abdul Muthalib agar kelak anak semata wayang dari Abdullah itu menjadi orang yang dipuji-puji oleh semua umat manusia, yang selalu dihormati oleh umat pada zamannya dan umat setelahnya.

Dan benar apa yang terjadi, Muhammad adalah Rasul Allah yang terakhir, beliau adalah manusia paling mulia diantara manusia yang mulia, beliau yang membawa kebenaran dengan ajaran Islam, beliau adalah suri tauladan yang baik, dan tentunya menjadi pemberi syafaat kelak bagi umatnya.

Kematian Aminah

Aminah wafat setelah pulang dari menziarahi suaminya di dekat Yatsrib. Namun, ketika dalam perjalanan pulang, tepatnya ketika bernanung di suatu tempat yang bernama Abwa’; Aminah menjemput ajalnya. Dan ia dikebumikan disitu juga. Sedangkan Muhammad kala itu masih berumur enam tahun

Karena sekarang Muhammad telah menjadi yatim piatu, akhirnya dia diasuh oleh kakeknya, yakni Abdul Muthallib. Tak lama; hanya 2 tahun mengasuh Muhammad, ternyata Abdul Muthallib wafat. Maka, pengasuhan Muhammad dilanjutkan oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Dibawah asuhan Abu Thalib inilah Muhammad tumbuh menjadi anak yang semangat, sederhana, jujur, dan amanah. Bahkan di usianya yang masih 8 tahun dia sudah hidup mandiri dengan mengembala kambing milik pedagang.

Syukron.

Gambar Gravatar
Website Dakwah Muslimah Menerima Tulisan Dakwah Baik Fiksi maupun Non Fiksi  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *